Life Style

Daun Kelor, Alternatif Atasi Diabetes

Daun Kelor, Alternatif Atasi Diabetes


Daun kelor terbukti menurunkan kadar gula darah.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Kementerian Kesehatan menyebutkan penyakit diabetes mellitus (DM) atau dikenal dengan kencing manis, tidak hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh dunia. Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.


Namun, belakangan tidak sedikit para “diabetasi” — sebutan bagi penderita diabetes beralih ke pengobatan alternatif, yakni melalui tumbuh-tumbuhan. Salah satu alternatif pengobatan herbal itu adalah mengonsumsi daun kelor (Moringa oleifera Lam).


Daun kelor bisa diolah menjadi sayuran bening seperti pada bayam. Ada yang mengeringkannya dan kemudian dijadikan teh daun kelor, atau menumbuknya dan menyaringnya menjadi cairan lebih kental, dan beberapa inovasi lainnya, termasuk dalam bentuk kapsul.


“Saya lebih menyukai dalam bentuk teh daun kelor,” kata Encep, penderita DM dari Bogor, Jawa Barat.


Malahan, saat ini Kemenkes juga menyuarakan manfaat daun kelor itu, tidak hanya untuk alternatif penanganan penyakit diabetes, namun juga ketahanan tubuh saat pandemi Covid-19 ini. Dua cuitan di Twitter resmi Kemenkes pada 9 Agustus 2020 menunjukkan hal tersebut.


Dalam akun @KemenkesRI itu dicicitkan bahwa: “Meningkatkan daya tahan tubuh terutama di masa pandemi Covid-19, adalah hal penting agar kita tetap sehat & terhindar dari infeksi. Salah satunya dengan memanfaatkan daun kelor


“Cara bikinnya mudah kok, cukup rebus dgn air sampai mendidih, dinginkan dan saring. Yuk coba di rumah,” demikian cicitan itu.

BACA JUGA :  Sebanyak 79 Persen Bahan Baku Vaksin Covid-19 Indonesia Berasal dari Dalam Negeri


Kemudian, cicitan lainnya: “Apa saja kandungan daun kelor? Daun kelor mengandung potasium, kalsium, vitamin C, vitamin A, protein dan zat besi. Dengan manfaat yang besar ini, daun kelor sangat dianjurkan untuk dikonsumsi anak-anak dalam masa pertumbuhannya”.


Penelitian


Sudah cukup banyak penelitian ilmiah yang mengungkap manfaat daun kelor bagi pengobatan DM, di antara ada dalam jurnal penelitian berjudul Efek Antidiabetik pada Daun Kelor yang ditulis Talytha Alethea, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) dan M. Ricky Ramadhian dari Bagian Mikrobiologi FK Unila pada Desember 2015.


Penelitian itu menyatakan DM merupakan kelompok penyakit metabolik yang dikarakteristikan berdasarkan penyakit hiperglikemia dari adanyadefek pada sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya. Hiperglikemia kronis pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai macam organ, terutama mata, ginjal, persarafan, jantung, dan pembuluh darah. 


Stres oksidatif sudah diterima secara luas sebagai faktor utama yang berkontribusi dalam patogenesis diabetes. Berbagai alternatif pengobatan telah dilakukan untuk menanggulangi penyakit diabetes, di antaranya dengan tanaman herbal, seperti ekstrak daun kelor.


Ekstrak daun kelor terbukti memiliki efek antidiabetik dan antihiperglikemik dan mampu menurunkan kadar gula darah dan menurunkan kadar HbA1C yang merupakan indikator keberhasilan pengobatan pada pasien DM melalui berbagai mekanisme.


Penelitian lain dalam Jurnal Media Laboran, Volume 8, Nomor 2, Mei 2018 berjudul Pemberian Rebusan Daun Kelor Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Penderita Diabetes Mellitus (DM) yang dilakukan Arleni Syamra, Andi Indrawati, dan Andi Auliyah Warsyidah dari Program Studi (Prodi) D3 Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur (UIT) Sulsel juga menemukan simpulan sama.

BACA JUGA :  Sistem Navigasi Asal China Siap Saingi GPS Milik AS


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada September2017 disimpulkan tim peneliti bahwa pemberian air rebusan daun kelor dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien penderita DM. Dari pemberian air rebusan daun kelor selama empat hari, maka penurunan kadar glukosa darah terlihat pada pemberian air rebusan daun kelor di hari ke-4 penelitian.


Berdasarkan manfaat tersebut, Prof Ervizal Amzu, Guru Besar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam https://journal.ipb.ac.id/ menyarankan adanya kampung konservasi kelor.


Ia mengatakan pengembangan kampung konservasi kelor itu, yaitu melalui gerakan penanaman dan pemanfaatan tanaman kelor dalam rangka mendukung gerakan nasional sadar gizi dan mengatasi malnutrisi di Indonesia.


Tanaman kelor sendiri memiliki kandungan super nutrisi yang telah diverifikasi oleh berbagai lembaga ilmiah dan universitas sehingga kelor dapat menjadi alternatif solusi mengatasi malnutrisi di Indonesia, jika masyarakat dapat memahami dan menyadari akan potensi besar yang dimiliki tanaman ini.

sumber : Antara





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen + eighteen =

Trending

Ke Atas