Politik

Komisi IV DPR Nilai Kementan Remehkan Wabah PMK

Komisi IV DPR Nilai Kementan Remehkan Wabah PMK


Komisi IV DPR menilai PMK bisa diantisipasi jika pengawasan Kementan berlangsung baik

TERDEPAN.id, JAKARTA — Ketua Komisi IV DPR Sudin menyoroti kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang seakan tak serius memberikan perhatian kepada petani dan mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Ia menilai, ada kesan bahwa Kementan menganggap remeh penyakit tersebut.


“Karena apa, Kementerian Pertanian menganggap ‘haahhh PMK masalah tidak serius lah, yang mati tidak sampai 1 persen’ ya kita lihat saja nanti,” ujar Sudin dalam rapat dengar pendapat dengan Kementan, Senin (27/6/2022).


Ia mengatakan, para pejabat di Kementan lebih sibuk bepergian untuk mengurus proyeknya, ketimbang nasib para petani. Padahal menurutnya, PMK dapat diantisipasi sejak awal jika tugas pengawasan oleh kementerian tersebut berjalan baik.

BACA JUGA :  Penerimaan Pajak Karbon Perlu Dialokasikan untuk EBT


“Berbagai persoalan sektor pertanian seperti wabah PMK, layanan pupuk, kelangkaan cabe, bawang merah menunjukkan lemahnya kinerja pelayanan utama Kementerian Pertanian. Eselon I sudah jelas mengurus proyek-proyek, bukannya mengurus petaninya,” ujar Sudin.


“Saya katakan, saya kecewa kalau melihat gerombolan-gerombolan itu ke sana ke sini, kapan kerjanya? Semua masalah pokok tidak muncul karena semua pelayanan wajib tidak hadir di lapangan, pengawasan, dan pelayanan kesehatan tidak berjalan dengan baik sehingga PMK mewabah dengan cepat,” sambungnya.


Di samping itu, Komisi IV meminta Kementan jujur terkait tiga juta vaksin PMK yang sudah dipesan. Pasalnya, saat ini jumlah vaksin yang tersedia baru mencapai 800 ribu ton. Sementara jumlah vaksin yang telah didistribusikan sebanyak 654.100 dosis.

BACA JUGA :  Wakil Ketua DPR Dorong Pemerintah Pelajari Timbulnya Kembali Gagal Ginjal Akut


Sedangkan 2,2 juta sisanya belum dapat diambil karena masih menunggu penetapan anggaran yang saat ini belum selesai. “Ini harus dijelaskan secara mendetil mengingat Kementerian Pertanian dalam berbagai kesempatan selalu menyatakan pasokan ketersediaan pangan dalam kondisi yang cukup. Jika memang ada kendala dalam pasokan, hal tersebut karena faktor alam atau faktor apa,” ujar Sudin.


Dalam rapat tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono bahwa kasus PMK pada hewan ternak telah tersebar di 19 provinsi dan 216 kabupaten/kota se-Indonesia per Jumat (24/6). Ada 1.898 kecamatan dan  7.131 dari 56.950 desa yang terdampak PMK.


“Jumlah ternak yang sakit 240.944 ekor, kemudian yang sembuh 78.626 ekor,” ujar Kasdi.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 + 16 =

Trending

Ke Atas