Ekonomi

Menkeu: Indonesia Butuh Lebih Banyak Riset Ekonomi Syariah

Menkeu: Indonesia Butuh Lebih Banyak Riset Ekonomi Syariah


Pemerintah berkomitmen membangun ekosistem ekonomi syariah yang baik.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Indonesia masih butuh banyak riset dan penelitian terkait ekonomi dan keuangan syariah. Menteri Keuangan yang juga Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Sri Mulyani mengatakan civitas akademika diharapkan lebih gencar melakukan riset dan penelitian yang relevan dengan perkembangan industri.

“Riset ekonomi syariah kita sudah mengalami peningkatan menggembirakan, tapi kalau dibandingkan dengan negara lain dan industri konvensional kita masih bisa terus tingkatkan kemampuan dan peranan,” katanya dalam pembukaan Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah, Senin (21/9). 

Sri mengatakan riset dan penelitian seharusnya sesuai dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi saat ini. Sehingga hasilnya bisa bermanfaat untuk perkembangan industri dan masyarakat.

BACA JUGA :  Wings Air Buka Penerbangan Pekanbaru-Tanjung Pinang

Menurutnya, melakukan riset dengan kaidah ilmiahnya merupakan tanggung jawab moral atas akal yang telah dianugerahkan Allah SWT. Langkah tersebut berupaya berikhtiar sebagai khalifah untuk memperbaiki kehidupan umat manusia.

“Saya berharap perguruan tinggi akan terus melakukan riset dengan cara bersungguh-sungguh membuka dari sisi data metodologi agar kita terus bisa meningkatkan, memperbaiki, menyempurnakan aturan di bidang ekonomi syariah,” katanya.

Ia berharap banyak riset yang memperhatikan relevansi sehingga bisa memberikan rekomendasi pada kebijakan pemerintah dan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. Dalam kondisi saat ini, riset yang terkait dengan Covid-19 juga akan sangat berguna.

Ia percaya Covid-19 adalah tantangan yang diciptakan Allah SWT untuk dijawab bersama. Sehingga ini menjadi tanggung jawab moral semua pihak. Sri berkomitmen pemerintah akan terus membangun ekosistem ekonomi syariah yang baik.

BACA JUGA :  Nike dan Neymar berpisah setelah bermitra selama 15 tahun

Kebijakan, regulasi, instrumen, dan segala langkah diarahkan untuk bisa menjawab kebutuhan umat secara inklusif. Ia percaya nilai Islam relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam dan bhineka.

“Banyak riset yang bisa ditingkatkan, mulai dari policy, keandalan instrumen, makro hingga sektoral,” katanya.

Ia mendorong agar para civitas akademika juga bisa mengambil pelajaran dari industri konvensional. Baik dari sisi kemampuan maupun perkembangan industrinya sehingga ekonomi syariah bisa memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki konvensional.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6 + 11 =

Trending

Ke Atas