Life Style

Pandemi Tingkatkan Beban Pelayanan Kanker Paru

Pandemi Tingkatkan Beban Pelayanan Kanker Paru


Sebelum pandemi saja, penyintas kanker paru sudah terbebani oleh biaya yang besar.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlang Samoerdo SpP mengatakan, pandemi Covid-19 telah meningkatkan beban pada pelayanan penanganan kanker paru di Indonesia. Ia mengatakan, sebelum pandemi saja, para penyintas kanker paru sudah terbebani oleh biaya cukup besar untuk mengobati penyakit tersebut.

“Jadi ini menjadi beban di sistem pelayanan kesehatan, terutama penatalaksanaan pada pasien-pasien kanker,” kata Erlang dalam diskusi tentang paru yang digelar secara virtual oleh Cancer Information and Support Center (CISC), disimak di Jakarta, Rabu.

Dengan adanya pandemi Covid-19, beban dan risiko meningkat, baik kepada penderita maupun kepada petugas medis dan pelayanannya. Beban ganda timbul karena pasien kanker bisa terinfeksi juga.

BACA JUGA :  Tips Membuat Kopi yang Enak di Rumah

“Selain (beban) penderitaan yang sudah dirasakan akibat kanker parunya sendiri, mereka bisa pula tertular Covid-19,” katanya.

Pelayanan kesehatan untuk pengobatan kanker paru juga terbebani dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini. Apalagi, setiap kali ingin memberikan pelayanan kesehatan untuk kanker paru, pasien harus di-skrining dahulu.

“Tentunya ini juga menjadi beban buat semuanya,” ujar dia.

Sementara itu, tenaga medis yang meninggal akibat terinfeksi pandemi Covid-19 juga terus meningkat. Hal itu menyebabkan sistem pelayanan, terutama terhadap pasien kanker paru juga semakin terganggu.

“Korbannya di kalangan tenaga kesehatan, terutama dokter, sudah 86 dokter, dari mulai dokter umum sampai dokter spesialis yang meninggal. Ini menjadi masalah tersendiri. Bahwa satu orang dokter saja bisa melayani hampir puluhan ribu pasien. Sehingga rasanya sangat kehilangan sekali kalau ada satu dokter yang meninggal,” ujarnya.

BACA JUGA :  Video 'My Future' Billie Eilish Dirilis dalam Versi Animasi

Erlang berpendapat, pandemi Covid-19 harus ditangani segera agar tidak ada lagi dokter yang meninggal akibat infeksi SARS-CoV-2. Ia mengingatkan, gugurnya dokter dapat meruntuhkan sistem pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Sementara itu, terkait dengan penanganan pada pasien kanker paru, Erlang mengatakan saat ini penatalaksanaan penanganan kanker paru di Indonesia sudah cukup maju. Penatalaksanaan terbaru untuk membantu menangani pasien kanker paru saat ini adalah dengan imunoterapi.

“Hal ini menempatkan Indonesia setara dengan penatalaksanaan yang setara dengan standar internasional,” kata Erlang.

sumber : Antara





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

two × 1 =

Trending

Ke Atas