Politik

Pengamat: Upaya Patenkan Demokrat Bisa Jadi Amunisi Kubu KLB

Pengamat: Upaya Patenkan Demokrat Bisa Jadi Amunisi Kubu KLB


Pengamat mengatakan kubu KLB sempat menyerang kubu AHY dengan sejumlah isu.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan upaya mematenkan Partai Demokrat oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi amunisi tambahan kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat. “Yang jelas informasi baru ini adalah tambahan amunisi dari kubu KLB untuk mempreteli, menelanjangi, betapa kubu AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) saat ini begitu banyak dosa dalam tanda kutip,” kata Adi dalam diskusi daring, Ahad (11/4).


Adi mengatakan, kubu KLB sempat menyerang kubu AHY dengan sejumlah isu, antara lain isu politik dinasti, dan menyeret nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dalam kasus korupsi Hambalang. Kini, kubu AHY kembali digoyang dengan isu pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Partai Demokrat atas nama pribadi. 


“Jadi ini adalah peluru-peluru untuk mendapatkan legitimasi bahwa KLB itu bukan kubu satu satu karena dipecat, tapi ingin menyelamatkan partai politik, itu opini yang ingin dibangun,” ujarnya.


Kendati demikian, ia mempertanyakan apakah serangan demi serangan yang dilontarkan kubu KLB tersebut akan berpengaruh secara signifikan, terutama untuk mendapatkan legalitas secara formal kubu KLB sebagai partai demokrat yang diakui oleh negara. Di satu sisi, Adi melihat di satu sisi peluru politik yang dilayangkan kubu KLB tujuannya hanya untuk men-downgrade kubu AHY secara umum. 

BACA JUGA :  AHY Safari Politik Sambil Nostalgia di Kota Bandung


Pada saat yang bersamaan, upaya men-downgrade ini tidak ada kaitannya dengan upaya  untuk mendapatkan legalitas. “Soal HAKI ini murni persoalan hukum untuk menunjukan betapa banyak dosa banyak luka, banyak borok lah di kubunya AHY,” ucapnya.


Sebelumnya, Kubu Kongres Luar Biasa (KLB) mempersoalkan upaya mendaftarkan Partai Demokrat ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. Penggagas Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, Hencky Luntungan, menyoroti soal pendaftaran HAKI Partai Demokrat ke Kemenkumham yang dilakukan pada malam hari. 


Menurutnya hal itu tidaklah lazim. “Setelah saya checking, dan saya lihat data-datanya pada saat disampaikan dalam pendaftaran, itu sungguh tidak laziman itu terlihat, mendaftar saja malam hari, mengajukan dalam kesendirian atas nama pribadi,” kata Hencky dalam diskusi daring, Ahad (11/4). 


Juru Bicara Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Muhammad Rahmad, mengkritik keras upaya kubu Agus Harimurti Yudhonoyo mendaftarkan merek Partai Demokrat ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Rahmad menyebut bahwa SBY ingin menguasai Partai Demokrat menjadi milik pribadi secara diam-diam. 

BACA JUGA :  Nasrul Abit-Indra Catri Paslon Kedua Daftar Pilgub Sumbar


“Ini memperkuat dugaan kami bahwa SBY secara diam diam ingin merampas kepemilikan Partai Demokrat menjadi properti milik pribadinya,” kata Rahmad dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Ahad (11/4). 


Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan langkah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendaftarkan hak kekayaan intelektual (HAKI) Partai Demokrat atas nama pribadinya ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumhan) sudah tepat. “Langkah Pak SBY mendaftarkannya sebagai hak paten adalah sudah benar dan harus dilakukan,” kata Syarief kepada Republika, Ahad (11/4).


Syarief mengatakan, SBY merupakan penggagas sekaligus pendiri Partai Demokrat sekalipun tidak terdaftar namanya. SBY menciptakan nama, lambang dan artinya, ideologi partai, lagu mars hingga hymne Partai Demokrat.


Syarief menyebut pendiri yang terdaftar tidak tahu apa-apa tentang proses gagasan pendirian Partai Demokrat. “Mereka hanya untuk mengikuti syarat pendirian dan jumlah nama yang 99 orang pendiri diambil dari ulang tahun SBY 9 September,” ujarnya. 





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 + 6 =

Trending

Ke Atas