Hukum

Polri: Tim Halilintar Kembangkan Kasus Narkoba Asal China

Polri: Tim Halilintar Kembangkan Kasus Narkoba Asal China


Pengembangan terkait tindak lanjut pengungkapan penyelundupan 159 kg sabu asal China.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia, Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengatakan, tim Operasi Halilintar masih mengembangkan kasus narkoba jaringan China-Malaysia-Aceh untuk menangkap pemesan dan mengungkap pemasok barang haram itu. Hal ini terkait tindak lanjut pengungkapan kasus penyelundupan 159 kg sabu asal China.

“Kami tidak berhenti sampai di sini. Masih mengembangkan upaya lebih lanjut, terutama siapa pemesannya. Inisial (pemesan) sudah kami kantongi,” kata dia, di Kantor Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia, Jakarta, Kamis (25/6).

Mereka bekerja sama dengan Polisi Diraja Malaysia untuk mengungkap pemasok. Sebab, pemasok barang diduga berada di Malaysia. 

BACA JUGA :  Pembeli Apartemen Antasari 45 Gugat UU Kepailitan ke MK

“Kami juga dapat info mereka (para tersangka yang ditangkap) berhubungan dengan Mr X domisili di Malaysia dan Mr X ini berhubungan dengan A di dalam lapas,” katanya.

Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia bersama Ditjen Bea dan Cukai yang tergabung dalam tim Operasi Halilintar menyita barang bukti narkoba jenis sabu-sabu seberat 159 kilogram asal China dan menangkap lima tersangka. Lima tersangka yakni ES, SD, US, SY, dan IR ditangkap di Bekasi, Pekanbaru,dan perairan Aceh. 

Para tersangka ini ada yang berperan sebagai kurir maupun pengangkut. Mereka ditangkap pada akhir Mei hingga pertengahan Juni 2020. 

BACA JUGA :  MA Potong Hukuman Anas Urbaningrum Jadi 8 Tahun Penjara

Selain 159 kg sabu-sabu, tim penyidik juga menyita 3.000 butir ekstasi dan 300 butir H5 dari tangan tersangka. Dalam kasus ini, paket sabu-sabu diduga didatangkan dari Malaysia melalui jalur laut dan mendarat di perairan Aceh. 

Selanjutnya dikirim menggunakan truk ke Sumatera, khususnya Pekanbaru dan ke wilayah Jabodetabek. Pengiriman menggunakan truk sengaja disamarkan dengan bahan pokok untuk mengelabui jika ada pemeriksaan petugas.

“Ini jaringan Golden Triangle, jaringan China masuk ke Thailand-Malaysia-Indonesia sehingga kemasannya beda. Metodenya (pengiriman) ship to ship,” ujar jenderal bintang tiga ini.

sumber : Antara





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 − 3 =

Trending

Ke Atas