Life Style

Pratiwi Sudarmono Paparkan Syarat Bisa Jadi Astronot

Pratiwi Sudarmono Paparkan Syarat Bisa Jadi Astronot


Ketahanan mental jadi ujian paling berat bagi calon astronot.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Tidak sembarang orang bisa melewati seleksi untuk bisa pergi ke antariksa. Astronot perempuan pertama Indonesia Pratiwi Sudarmono membeberkan syarat yang harus dimiliki berdasarkan pengalamannya tiga dekade lalu.

Pratiwi memang batal berangkat ke luar angkasa pada 1986 karena program pesawat ulang-alik Amerika dihentikan sementara akibat meledaknya pesawat ulang-alik Challenger, namun dia telah melewati sejumlah seleksi dan pelatihan astronot. Kesehatan fisik menjadi salah satu pertimbangan utama tentunya. Pratiwi menuturkan, menurut NASA 75 persen anak muda bisa lolos seleksi fisik astronot.

BACA JUGA :  Meghan Markle Komplain Atas Komentar Piers Morgan

Namun bukan cuma itu yang jadi penilaian. Ketahanan mental juga tak kalah penting karena astronot harus menjalani hari-hari ekstrem, jauh berbeda dari keseharian di bumi.

“Tapi ada ujian yang lebih ketat, seperti psikotest,” kata Pratiwi di webinar bersama Komunitas Tintin Indonesia, Sabtu (19/9).

Ada karakter yang harus dimiliki seseorang untuk lulus seleksi astronot. Di antaranya adalah orang yang bisa menghadapi tekanan, tidak mudah marah, juga bisa mengambil keputusan tepat di tengah kondisi darurat.

“Hal semacam itu yang beberapa kali diujikan,” kata Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Selain diawasi dan diuji di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pratiwi juga diuji di National Aeronautics and Space Administration (NASA), lembaga antariksa Amerika Serikat. Anggota misi wahana antariksa STS-61-H, yang bertujuan membawa satelit komersial termasuk satelit Palapa B3, itu pun mempelajari struktur kendaraan luar angkasa yang akan dipakai.

BACA JUGA :  Atta Hallilintar Umumkan Kehamilan Aurel

“Yang berat itu mempelajari sistem kerja pesawat ulang-alik. Bagi saya, seorang dokter dan ahli laboratorium, cukup sulit.”

Sepulangnya dari pelatihan antariksa, peraih gelar doktor bidang biologi molekuler dari Universitas Osaka ini mendedikasikan waktunya di dunia mikrobiologi.

sumber : Antara





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty − twelve =

Trending

Ke Atas