Dunia

Ramos-Horta pimpin perolehan suara pilpres Timor Leste

Ramos-Horta pimpin perolehan suara pilpres Timor Leste



Dili (ANTARA) – Nama peraih Nobel Jose Ramos-Horta muncul di posisi teratas pada Rabu dalam daftar perolehan suara pemilihan presiden Timor Leste putaran kedua saat penghitungan mencapai tiga perempat jumlah suara.

Penduduk Timor Leste mendatangi tempat-tempat pencoblosan pada Selasa untuk memilih antara Ramos-Horta dan mantan gerilyawan Presiden Francisco “Lu Olo” Guterres.

Dengan 75 persen telah dihitung, Ramos-Horta memimpin dengan perolehan 62,09 persen suara, sedangkan Lu Olo mendapat 37,91 persen suara, menurut data badan administrasi pemilihan.

Ramos-Horta, 72 tahun, adalah salah seorang tokoh politik terkemuka di Timor Leste dan sebelumnya pernah menjabat sebagai menteri luar negeri, perdana menteri dan presiden negara berpenduduk 1,3 juta jiwa itu pada 2007-2012. Dia adalah salah satu dari dua penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1996.

BACA JUGA :  Mahasiswa Malaysia yang kuliah di Indonesia ujian di Kuala Lumpur

Pada pemilihan putaran pertama, dia gagal mengamankan mayoritas suara. Seorang akademisi Australia menghitung bahwa Ramos-Horta hanya memerlukan tambahan 30.000 suara untuk memenangi putaran kedua pada Selasa.

Baca juga: Lavrov: Rusia mulai tahap kedua operasi militer khusus di Ukraina

Usai memberikan suaranya di ibu kota Dili, Ramos-Horta mengatakan dirinya “sangat yakin” akan memenangi pemilihan tapi akan menunggu hasil finalnya.

Setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan politik di antara partai-partai besar, pemilihan kali ini dipandang luas sebagai hal yang penting untuk stabilitas Timor Leste.

Ramos-Horta telah mengindikasikan dia dapat menggunakan kekuasaannya untuk membubarkan parlemen dan memajukan jadwal pemilu untuk tahun depan.

BACA JUGA :  Gladi resik pelantikan presiden terpilih AS Joe Biden

Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao, mendukung Ramos-Horta dalam pilpres itu dan menyebut pemerintah saat ini “tidak sah menurut konstitusi”.

Kandidat petahana Lu Olo menolak mengambil sumpah tujuh menteri dari partai politik Gusmao dengan alasan mereka sedang menghadapi penyelidikan hukum, termasuk dugaan korupsi.

Presiden berikutnya akan dilantik pada 20 Mei, bertepatan dengan 20 tahun pengakuan Timor Leste sebagai negara merdeka oleh PBB.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ramos Horta dan petahana “Lu Olo” berhadapan di Pilpres Timor Leste

Baca juga: Kabar Ukraina: Dari ultimatum baru Rusia hingga aksi ‘walk-out’ Barat

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
COPYRIGHT © ANTARA 2022



Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

three × two =

Trending

Ke Atas