Dunia

Selama pandemi, Sisterhood gelar kelas daring untuk pengungsi

Selama pandemi, Sisterhood gelar kelas daring untuk pengungsi


Pengungsi adalah orang yang sangat produktif.

Jakarta (ANTARA) – Manajer evaluasi dan perancang aktivitas dari Sisterhood, Pusat Pembelajaran Masyarakat, Nimo, menggelar pelatihan atau kelas secara daring bagi pengungsi, khususnya perempuan.

“Kami mengadakan kelas secara daring mulai dari kelas bahasa Inggris, merajut, senam aerobik, buku, serta membuat pernak-pernik atau perhiasan,” kata Nimo dalam diskusi publik virtual “Belajar dari Pengungsi dalam Merespons COVID-19”, Jumat.

Pusat pembelajaran masyarakat yang berlokasi di daerah Pasar Minggu itu, lanjut Nimo, dibentuk sebagai upaya untuk memberdayakan pengungsi perempuan.

“Kelas online adalah respons kami terhadap COVID-19 yang bertujuan untuk terus terhubung antara pengungsi pada masa sulit ini meskipun mereka tinggal di rumah,” ujar Nimo.

BACA JUGA :  Megahnya Al Wasl, lokasi National Day Indonesia di Expo 2020 Dubai

Kelas daring adalah cara terbaik yang dapat dilakukan untuk terus membantu para pengungsi perempuan agar produktif secara aman dan nyaman.

Baca juga: Paus: negara pembuat senjata munculkan migrasi namun tolak imigran

Baca juga: Paus sambut 5.000 pendatang peringati Hari Pengungsi Sedunia

Terkait dengan sembako selama pandemi, dia menjelaskan bahwa bantuan paket makanan itu dari para donatur maupun lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap pengungsi.

“Jika memiliki satu paket makanan atau sembako, ada banyak yang bisa dibagikan kepada para pengungsi yang berasal dari latar belakang berbeda, seperti Afghanistan, Somalia, Sudan, Ethiopia, maupun Yaman,” katanya.

BACA JUGA :  Indonesia Harap Implementasi EUDR Ditunda Demi Petani Kecil

Selama pandemi, distribusi paket makanan kepada para pengungsi itu mengalami berbagai tantangan, seperti menjaga kebersihan dari paket makanan maupun jumlah paket makanan yang tidak selalu cukup dengan jumlah para pengungsi yang membutuhkan.

Meskipun demikian, selama distribusi paket makanan, pihaknya tetap adil dan berbagi untuk segala sesuatu yang meningkatkan hubungan dan kebersamaan pada masa-masa sulit ini.

“Berbagi itu merupakan bentuk kepedulian,” ujarnya.

Ia melanjutkan, “Menjadi pengungsi bukan pilihan kita, melainkan kita menerima situasi apa adanya. Pengungsi adalah orang yang sangat produktif.”

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2020



Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 − 5 =

Trending

Ke Atas