Life Style

Studi: Kekebalan Terhadap Covid-19 Bertahan Enam Bulan

Studi: Kekebalan Terhadap Covid-19 Bertahan Enam Bulan


Mantan pasien Covid-19 kemungkinan bisa terinfeksi kembali.

TERDEPAN.id, LONDON — Sebuah penelitian dari Newcastle University dan Newcastle-Upon-Tyne Hospitals menyebutkan, bahwa kekebalan terhadap Covid-19 hanya akan bertahan selama enam bulan setah dinyatakan pulih. Artinya, mantan pasien covid-19 tersebut memiliki kemungkinan terinfeksi kembali oleh virus yang sama.


Studi dilakukan terhadap lebih dari 11.000 petugas layanan kesehatan di kota Newcastle, Inggris. Hasil penelitian, menunjukkan tidak ada orang yang terinfeksi COVID-19 kembali setelah beberapa bulan kemudian. Hal ini menunjukkan bahwa kekebalan pasca infeksi berlangsung setidaknya setengah tahun.

BACA JUGA :  Lindungi Identitas Anak di Internet dengan Cara Ini


“Infeksi tampaknya menghasilkan perlindungan terhadap infeksi gejala pada orang dewasa usia kerja, setidaknya dalam jangka pendek,” kata tim peneliti menyimpulkan, dilansir dari Arab Newz, Selasa (5/1)


Infeksi ulang cepat dengan COVID-19 setelah pemulihan telah dicatat, meskipun jarang terjadi. Penelitian sebelumnya telah menemukan contoh di mana orang dites positif dengan cepat setelah pemulihan, dan bahkan ada laporan yang lebih jarang lagi bahwa beberapa orang meninggal setelah terinfeksi ulang.


Tetapi laporan tersebut sulit untuk dibenarkan, dan studi Newcastle menunjukkan bahwa kasus seperti ini sangat jarang. Ini memberikan keyakinan  bahwa kebanyakan orang yang sembuh dari penyakit akan diberikan perlindungan beberapa tingkat pada bulan-bulan berikutnya. 

BACA JUGA :  Aktor Senior Fuad Alkhar Meninggal Dunia


Studi peer-review juga melakukan pengujian awal untuk kasus asimtomatik, dan menemukan hasil serupa yang menunjukkan kekebalan yang kuat dalam beberapa bulan setelah infeksi. Namun, karena keterbatasan penelitian, para peneliti mendesak agar mantan pasien Covid-19 tetap harus berhati-hati karena bisa saja terinfeksi kembali meskipun tanpa gejala.


Saat ini belum ada penitian yang jelas tentang apakah kasus tanpa gejala ini dapat menimbulkan risiko infeksi pada orang lain.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen − 10 =

Trending

Ke Atas