Life Style

Waspadai Perubahan Ini pada Kecanduan Game

Waspadai Perubahan Ini pada Kecanduan Game


Selain pengaruhi penglihatan, kecanduan game membuat anak rentan depresi

TERDEPAN.id, JAKARTA — Kebiasaan bermain video game secara berlebihan dapat berujung pada kecanduan. Ada beberapa perubahan perilaku yang dapat menjadi “alarm” perlu diwaspadai pada kasus kecanduan game.


Kecanduan game itu sendiri merupakan penggunaan video game secara berlebihan, baik melalui komputer, ponsel pintar atau gawai, maupun konsol game. Penggunaan video game bisa dikatakan berlebihan bila berlangsung melebihi tujuh jam per hari.


“Baik secara non stop, maupun secara berselang tetapi bila diakumulasikan lebih dari tujuh jam,” jelas spesialis kedokteran jiwa dari RSJ Dr Soeharto Heerdjan Jakarta (Grogol) dr Isa Multazam Noor MSc SpKJ(K) saat dihubungi Republika, Jumat (28/5).


Dalam kasus kecanduan game, dr Isa mengatakan ada beberapa gejala yang perlu dipahami. Salah satunya adalah individu yang kecanduan game bisa menjadi lebih mudah bersikap emosional.


“Dia jadi sensitif, baper, mood-nya depresif, lebih tidak stabil emosinya,” ungkap dr Isa.

BACA JUGA :  Syuting di Xinjiang, Film Mulan Diboikot


Gejala lain yang dapat dikenali adalah individu dengan kecanduan game dapat menunjukkan perilaku yang lebih agresif bila permainan game mereka disetop tiba-tiba. Reaksi yang muncul bisa berupa marah, tantrum, mengamuk, dan bahkan melukai diri sendiri atau orang tua.


Dalam kasus kecanduan game, dr Isa juga mengatakan ketergantungan untuk bermain game bisa terus bertambah. Bila awalnya individu tersebut perlu bermain selama dua jam untuk menghasilkan perasaan senang yang memberikan kenyamanan, lambat laun dia akan membutuhkan waktu bermain yang lebih lama lagi untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang sama.


“Namanya tingkat toleransi, misal dulu dua jam sudah senang, naik tiga jam, (naik lagi) sampai tujuh jam,” papar dr Isa.


Kecanduan game dapat memberikan dampak yang cukup luas. Pada anak usia sekolah misalnya, mereka bisa mengalami kesultian belajar.


Kurangnya sosialisasi dengan orang lain karena hanya terpaku pada permainan game juga bisa memunculkan perasaan depresi. Selain itu, seseorang yang kecanduan game kerap dihadapkan pada beban untuk terus-menerus menaikkan level atau tingkat pencapaian permainan mereka. Bila target tidak tercapai sesuai keinginan, mood mereka bisa menurun.

BACA JUGA :  Psikolog: Batasi Pemakaian Gawai Anak dengan Main Bersama


Dari segi fisik, bermain dalam jangka waktu yang panjang dapat mengganggu sistem penglihatan. Akibatnya, si penderita mungkin harus menggunakan kacamata karena penglihatan menjadi kurang optimal.


Bermain game terus-menerus juga dapat mendorong seseorang untuk malas bergerak. Kurangnya aktivitas fisik yang disertai dengan banyak mengemil sambil bermain game dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kegemukan dan obesitas.


Pada individu yang memiliki penyakit penyerta seperti epilepsi atau kejang misalnya, bermain game secara berlebihan dapat membuat gelombang di otak menjadi tidak stabil. Kondisi tersebut dapat memperberat penyakit penyerta yang sudah ada sebelumnya tersebut.


“Makanya bisa tiba-tiba muncul kejang atau nyeri kepala,” ujar dr Isa.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

two × two =

Trending

Ke Atas