Dunia

100 hari bebas COVID-19, Thailand kembali laporkan kasus pertama


Jika kita saling membantu, maka kasus ini tidak akan berujung ke wabah penyakit,

Bangkok (ANTARA) – Pemerintah Thailand kembali melaporkan kasus penularan COVID-19 lokal pertama setelah tidak melaporkan pasien baru selama 100 hari.

Petugas menemukan pasien positif itu saat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap beberapa tahanan baru. Pasien positif merupakan seorang pria yang belum lama ini dipenjara dan ia tidak punya riwayat perjalanan ke luar negeri.

Otoritas setempat bergerak cepat dengan mengisolasi sejumlah orang yang kontak erat dengan pasien berusia 37 tahun itu. Petugas juga melacak keberadaan pasien selama dua minggu terakhir, di antaranya termasuk tiga lokasi tempat pasien bekerja, penjara, dan ruang sidang.

Baca juga: Thailand buka pulau Phuket untuk turis mulai Oktober

Baca juga: Thailand bersiap gelar pameran otomotif saat kasus COVID-19 turun

Kasus baru itu akan memukul mundur Thailand yang telah menerima banyak pujian karena berhasil mengendalikan penularan COVID-19. Thailand masih memberlakukan aturan ketat di perbatasan sehingga menyebabkan perekonomian, yang bergantung pada sektor wisata, terpuruk.

BACA JUGA :  Enggan Sebut Capres Pilihannya, Jokowi: Nanti Ramai

Namun saat ini, pemerintah telah mencabut beberapa pembatasan di dalam negeri.

Pasien positif, eks DJ di sebuah klub malam, terkonfirmasi positif, Rabu (2/9), tetapi ia tidak punya riwayat berpergian ke luar negeri atau kontak erat dengan pasien positif lainnya, kata pihak lembaga permasyarakatan.

Seluruh kasus positif COVID-19 di Thailand sejak akhir Mei ditemukan pada pendatang dari luar negeri yang tengah menjalani karantina di ruang isolasi. Otoritas kesehatan setempat melaporkan 3.427 orang positif tertular COVID-19 dan 58 di antaranya meninggal dunia.

Thailand jadi negara kedua di Asia Tenggara yang kembali menemukan kasus positif COVID-19 setelah menjalani masa pembatasan yang cukup panjang. Sebelumnya, Vietnam mengumumkan kasus penularan lokal pertama pada akhir Juli 2020 setelah tidak melaporkan pasien baru selama 100 hari.

Kepala Divisi Pengendalian Penyakit Bangkok, Methipoj Chakametikul, mengatakan lima individu berisiko tinggi telah diketahui berada di rumah pasien positif tersebut, sementara dua sisanya pergi ke luar kota.

BACA JUGA :  Meriahnya BET Awards di Los Angeles

“Kami memerintahkan tempat kerjanya ditutup selama tiga hari untuk dibersihkan dan kami masih menyelidiki teman-teman kerjanya,” kata Methipoj.

Sejumlah pejabat justru meremehkan kemungkinan adanya gelombang kedua COVID-19 dan mereka mengatakan pemeriksaan laboratorium yang lebih banyak dibutuhkan guna mengetahui apakah penularan pada pasien positif pertama itu tergolong baru.

“Kami mengidentifikasi satu kasus penularan, tetapi terkait kemungkinan adanya wabah, kami masih menyelidiki hal tersebut,” kata Direktur Jenderal Departemen Penanggulangan Penyakit, Suwanchai Wattanayingcharoen.

“Jika kita saling membantu, maka kasus ini tidak akan berujung ke wabah penyakit,” kata dia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Thailand perpanjang status darurat COVID-19 hingga akhir Agustus

Baca juga: Thailand akan kembali buka bar dan berencana menerima sebagian turis

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2020



Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 + 12 =

Trending

Ke Atas