Ekonomi

Airlangga Pastikan Indonesia Aman Masalah Keuangan

Airlangga Pastikan Indonesia Aman Masalah Keuangan


Presiden meminta jajarannya berhati-hati memutuskan kebijakan perekonomian.

TERDEPAN.id, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan masalah keuangan. Menurut dia, dari segi faktor eksternal, Indonesia pun masih aman.

“Tadi saya sampaikan Indonesia faktor core eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga Indonesia adalah tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan,” kata Airlangga saat konferensi pers usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Selasa (11/10/2022).

Bahkan, lanjut dia, di antara negara G20 lainnya, Indonesia merupakan negara yang pertumbuhan ekonominya nomor dua tertinggi setelah Arab Saudi. “Jadi dari segi faktor eksternal, Indonesia aman,” tambahnya.

BACA JUGA :  Sandiaga Pastikan Penghematan Anggaran tak Pengaruhi Kinerja

Sedangkan dari faktor internal, ekonomi Indonesia masih relatif kuat karena memiliki pasar domestik. Selain itu, saat ini konsumsi masyarakat menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional.

“Apalagi diprediksi di tahun depan pun pertumbuhan ekonomi kita antara 4,8-5,2. Jadi tentu berbagai lembaga yang memprediksi tersebut melihat bahwa Indonesia relatif kuat,” ujar Airlangga.

Dalam Sidang Kabinet ini, Jokowi menyampaikan sudah ada 28 negara yang mengantre untuk mendapatkan bantuan dari International Monetary Fund (IMF). Sebanyak 14 negara di antaranya sudah mendapatkan bantuan dan 14 negara lainnya masih dalam proses.

“Dan tentu ini magnitude-nya lebih besar daripada krisis tahun ’98, dimana krisis tahun ’98 itu di beberapa negara Asean,” kata Airlangga.

BACA JUGA :  Pertamina Borong 40 Penghargaan ISRA 2023

Presiden Jokowi meminta jajarannya agar berhati-hati dalam memutuskan kebijakan sehingga tak menyebabkan perekonomian Indonesia jatuh, seperti yang terjadi di Inggris. “Seperti yang terjadi di Inggris misalnya, kebijakan yang membuat Poundsterling jatuh,” tambah dia.

Airlangga menyebut, depresiasi nilai tukar rupiah sendiri sebesar enam persen. Kendati demikian, depresiasi rupiah tersebut masih lebih baik jika dibandingkan negara lain. “Namun relatif masih lebih tinggi dari berbagai negara lain, termasuk Kanada, Swiss, Nepal, Malaysia, Thailand, juga termasuk Inggris, sehingga relatif Indonesia lebih moderat dibandingkan dengan beberapa negara lain,” jelas Airlangga.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − 5 =

Trending

Ke Atas