Ekonomi

BPPT Gandeng Pertamina Launching Charging Station

BPPT Gandeng Pertamina Launching Charging Station


SPBU Jalan MT Haryono dan Lenteng Agung memiliki fasilitas fast charging 50 kW

TERDEPAN.id, JAKARTA — Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati meresmikan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang berlokasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Jalan Lenteng Agung dan MT Haryono, Jakarta secara virtual, Kamis (5/8).

SPKLU yang diresmikan di SPBU Jalan MT Haryono dan Lenteng Agung memiliki fasilitas fast charging 50 kW dan juga dilengkapi dengan beberapa jenis colokan atau plug charger kendaraan yang memenuhi standar Eropa dan Jepang, seperti CCS2 gun (standar Eropa), Chademo (standar Jepang), serta AC Type 2 dengan daya 43 kW.

Pembangunan SPKLU ini merupakan kerjasama BPPT dan PT Pertamina dalam pengkajian dan penerapan teknologi untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), sesuai Peraturan Presiden No. 55 tahun 2019. Kerja sama ini diinisiasi melalui suatu kajian bersama tentang teknologi, standar teknis, standar keamanan, dan analisa tekno-ekonomi. Kemudian dilanjutkan dengan kajian operasional SPKLU, yang meliputi evaluasi kinerja, pembuatan standard operating procedure (SOP), dan kajian simulasi model bisnisnya.

BACA JUGA :  Harga Bitcoin Naik 60 persen, Ini Kiat untuk Investor Kripto Pemula

Hammam dalam acara tersebut mengatakan kerjasama pengembangan SPKLU ini bukanlah ujung akhir dari pengembangan yang dilakukan, namun justru merupakan suatu milestone awal bagi pengembangan industri SPKLU dan ekosistem KBLBB di Indonesia. Selain mendukung penggunaan energi bersih dan terbarukan di Indonesia, Hammam menilai pembangunan SPKLU juga turut membantu menumbuhkan industri pendukung (komponen) KBLBB. Peluang ini yang harus segera dimanfaatkan, jika di-breakdown, banyak komponen dari SPKLU yang bisa dibuat secara lokal, sehingga meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri.

Dirinya mengatakan kendaraan listrik diprediksi akan menjadi lifestyle bahkan future trend. Oleh karenanya kami bersama Pertamina mulai mempersiapkan diri dari sekarang untuk mengantisipasi transisi penggunaan energi.

Hammam mengatakan melalui kerja sama dengan PT Pertamina, maka operasional SPKLU ini akan dilakukan sepenuhnya oleh Pertamina. Sebagai bagian dari kerja sama studi, maka sistem dan operasional dari SPKLU ini akan tetap dalam bagian kajian, sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk memacu tumbuhnya infrastruktur ekosistem KBLBB. BPPT akan selalu menjadi bagian dalam pengembangan industri dan ekosistem KBLBB di Indonesia.

BACA JUGA :  JGC Luncurkan Hunian Premium Bertajuk Vastu Garden City

Pengkajian dan penerapan SPKLU di Indonesia

BPPT merupakan pioneer bagi pengembangan SPKLU berjenis fast charging di Indonesia. Dengan mengimplementasi peran kliring teknologi, SPKLU jenis fast charging telah diinisiasi pembangunannya pada tahun 2018 yang berlokasi di kantor BPPT Thamrin Jakarta dan kantor B2TKE-BPPT, PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. Kemudian pada tahun 2019, untuk mendukung pengembangan industri manufaktur SPKLU, BPPT bersama PT LEN bekerja sama membangun SPKLU yang berlokasi di PT LEN Industri Bandung.

Tidak terbatas itu, melalui peran perekayasaan dan alih teknologi pada tahun ini BPPT telah berhasil mengembangkan SPKLU tipe fast AC 22 kW untuk kendaraan listrik roda-4 dengan colokan (plug charger) AC type 2, dan SPKLU untuk kendaraan listrik roda-2 dengan plug charger Chogori/Jnicon yang digunakan untuk sepeda motor listrik Gesits, serta Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) berkapasitas 12 loker baterai Gesits, dimana ketiganya memiliki nilai Total Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih kurang 40 persen.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × 5 =

Trending

Ke Atas