Ekonomi

Budidaya Tebu Lewat Pemberdayaan UMKM Petani

Budidaya Tebu Lewat Pemberdayaan UMKM Petani


Program kemitraan budidaya tebu mampu memberikan nilai tambah bagi mitra petani

TERDEPAN.id, JAKARTA–PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengoptimalkan program kemitraan UMKM petani tebu untuk mendukung pemenuhan produksi industri gula nasional melalui budidaya tebu di sejumlaharea operasional Pabrik Gula yang dikelola RNI Group.


Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan salah satunya kemitraan budidaya tebu melalui pemberdayaan UMKM petani sinergi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Pandawa, Pilangsari, Majalengka, Jawa Barat. 


“Kemitraan ini selain dapat meningkatkan perekonomian lokal juga turut berperan sebagai rantai pasok pangan komoditas gula,” ujar Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (12/8).


Arief menyampaikan program kemitraan budidaya tebu merupakan program yang bertujuan selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Penyangga juga memberikan nilai tambah bagi mitra petani, terpenuhinya bahan baku giling pabrik gula dan menciptakan lapangan usaha baru pendukung perkebunan tebu. 


“Selain meningkatkan produktivitas hasil perkebunan tebu dan profitabilitas mitra petani, program ini juga mendukung pemenuhan produksi gula nasional,” ungkap Arief.

BACA JUGA :  CIPS: Digitalisasi Perlu Didukung Kerangka Kebijakan yang Jelas


Melalui program kemitraan, lanjut Arief, para petani tebu sebagai mitra RNI dilibatkan secara langsung dengan menjadi anggota BUMDes sekaligus pelaksana budidaya tebu, sedangkan BUMDes menyediakan sarana produksi, jasa pengolahan dan pemeliharaan tanaman serta tebang muat angkut. 


Di hilirnya, ucap Arief, RNI Group melalui PT Rajawali II yang mengelola Pabrik Gula Jatitujuh turut melakukan pendampingan melalui pembinaan sistem budidaya kepada petani sekaligus sebagai offtaker gula petani tebu rakyat. 


Kata Arief, kemitraan ini setiap tahun terus mengalami peningkatan mitra petani untuk berbudidaya tebu tercatat mulai Musim Tanam (MT) 2018/2019 sebanyak 1.309 Petani, MT 2019/2020 terdapat 1.826 petani, MT 2020/2021 sebanyak 1.986 petani hingga di MT 2021/2022 diupayakan peningkatan hingga sebanyak 2.752 Petani Tebu. “Dari minat petani untuk budidaya tebu, kami juga melakukan perluasan lahan kebun tebu setiap tahunnya,” kata Arief.


Hasil kemitraan petani tebu ini, sambung Arief, para mitra petani menghasilkan sistem pembelian tebu dari beberapa desa di wilayah Majalengka dan Indramayu hingga Rp 100 miliar per tahun dari hasil offtake tebu yang dilakukan RNI Group dan selanjutnya dijadikan sebagai bahan baku pemrosesan giling gula di Pabrik Gula Jatitujuh yang dikelola PT Rajawali II RNI Group.

BACA JUGA :  PLN Siagakan 180 Personel Amankan Listrik Hingga Idul Fitri


Arief menyampaikan RNI sebagai BUMN klaster pangan memiliki lima Pabrik Gula (PG) di antaranya PG Krebet Baru, PG Redjo Agung, PG Candi Baru, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh yang berproduksi lebih dari 283 ribu ton setahun. 


“RNI dalam waktu dekat di 2021 juga akan menjadi holding BUMN industri pangan bersama delapan BUMN pangan lainnya di sektor pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, dan logistik,” kata Arief.


Kementerian BUMN menyatakan pembentukan holding BUMN dinilai menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan supply chain, hingga inovasi bisnis model. Menteri BUMN Erick 


Thohir mengatakan, keberadaan holding membuat BUMN tetap kompetitif saat dan pasca pandemi Covid-19. “Pembentukan holding-holding BUMN tetap dijalankan, dimana pembentukan holding ini  untuk menciptakan nilai tambah efisiensi dan penguatan supply chain, inovasi bisnis model agar tetap kompetitif baik saat Covid-19 maupun pascacovid-19,” kata Erick.


 


 


 





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 + 11 =

Trending

Ke Atas