Dunia

Bukti baru patahkan teori COVID berasal dari kebocoran lab

Bukti baru patahkan teori COVID berasal dari kebocoran lab



Canberra (ANTARA) – Sebuah studi baru memberikan bukti yang mematahkan teori COVID-19 bermula dari “kebocoran laboratorium”, menurut laporan media Australia.

Laporan pracetak studi tersebut yang dirilis via internet “menyajikan bukti kuat yang mendukung teori ‘limpahan alami'” asal mula COVID-19, dengan hasil “yang sulit disamakan dengan teori ‘kebocoran lab’,” kata Hamish McCallum, direktur Center for Planetary Health and Food Security di Universitas Griffith, dalam artikel The Conversation pada Jumat.

Menurut artikel itu, studi tersebut didasarkan pada pemeriksaan pengurutan genetika secara teliti dari dua garis keturunan awal dari orang-orang yang terinfeksi pada akhir 2019 hingga awal 2020.

BACA JUGA :  Kunjungi Jawa Barat, Dubes Australia temui pebisnis bahas IA-CEPA

Kedua garis keturunan itu dibedakan oleh dua nukleotida di dua tempat utama yang berbeda dalam pengurutan gen.

“Seandainya terjadi peristiwa kebocoran laboratorium tunggal, pemisahan menjadi garis keturunan A dan B pasti sudah terjadi setelah kebocoran laboratorium,” kata artikel tersebut.

Baca juga: China: Editorial Washington Post soal asal mula COVID menyesatkan

“Oleh karenanya kami berharap dapat menemukan sejumlah substansi dari garis keturunan perantara, dengan garis keturunan nukleotida A berada di satu tempat dan garis keturunan nukleotida B berada di tempat lain.”

“Namun, jika hampir semua pengurutan gen yang diperoleh dari manusia adalah murni garis keturunan A atau murni garis keturunan B, maka ini menunjukkan bahwa terdapat sedikitnya dua peristiwa limpahan berbeda, baik dari kelelawar langsung atau melalui inang perantara,” kata artikel itu.

BACA JUGA :  Sidang MKN setuju perketat PKP 3.0 di Malaysia

“Dan evolusi dari dua garis keturunan terjadi sebelum manusia terinfeksi.”

“Karena itu, bukti genetik dengan sangat kuat memperlihatkan bahwa terdapat sedikitnya dua peristiwa limpahan berbeda pada populasi manusia,” kata artikel tersebut.

Sumber: Xinhua

Baca juga: WHO tak bisa paksa China berikan semua data asal mula COVID

Baca juga: China tuding balik AS hambat penelusuran asal-usul COVID-19

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2021



Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 − 4 =

Trending

Ke Atas