Life Style

Coca-Cola Hadirkan Inovasi Baru dengan Kopi

Coca-Cola Hadirkan Inovasi Baru dengan Kopi


Lini minuman baru ini menggabungkan rasa khas Coca-Cola dengan kopi cold brew.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Coca-Cola telah meluncurkan lini minuman baru dengan rasa yang tak biasa untuk pasar Amerika Serikat (AS). Lini minuman baru ini menggabungkan rasa khas Coca-Cola dengan kopi cold brew.

Kopi yang digunakan dalam produk bernama Coca-Cola with Coffee ini adalah kopi Brasil. Ada tiga variasi rasa yang dihadirkan oleh Coca-Cola yaitu dark blend, vanila, dan caramel. Tersedia pula opsi minuman tanpa gula untuk variasi rasa dark blend dan vanilla.

“Rasa Coca-Cola yang hebat dipadukan dengan kopi yang mewah dan kaya,” tulis keterangan dalam foto promosi Coca-Cola with Coffee ini, seperti dilansir Independent.

BACA JUGA :  Studi: 70 Varian Genetik pada Tubuh Manusia Mampu Bergerak Selaras dengan Irama

Produk Coca-Cola with Coffee diluncurkan dalam kemasan minuman kaleng bernuansa merah seperti kaleng minuman Coca-Cola pada umumnya. Akan tetapi, ada sedikit penambahan aksen warna kopi di bagian atas kaleng serta gambar biji kopi di badan kalengnya.

Akun Twitter resmi Coca-Cola mengungkapkan bahwa produk Coca-Cola with Coffee ini memiliki kandungan kalori yang cukup rendah. Variasi rasa Coca-Cola with Coffe dengan gula mengandung 70 kalori per kaleng. Sedangkan variasi rasa tanpa gula memiliki kandungan nol kalori per kaleng.

BACA JUGA :  Strategi Paling Efisien Mempertahankan Menjadi Seorang Vegan

“Sebagian besar toko seharusnya sudah mendapatkan kiriman (produk Coca-Cola with Coffee) pada pekan ini,” jelas akun Twitter resmi Coca-Cola.

Sebelum memasuki pasar AS, Coca-Cola with Coffee sebenarnya sudah lama dijual di pasar internasional. Sebagian negara yang sudah terjamah oleh produk ini adalah Jepang, Vietnam, dan Australia. Belum diketahui apakah produk ini akan dipasarkan juga ke negara-negara lain.

Pada 2006, Coca-Cola sempat meluncurkan versi Blak di AS, yaitu produk cola dengan rasa kopi. Akan tetapi, produk tersebut tidak begitu diminati dan ditarik dari pasar dua tahun kemudian.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighteen − 16 =

Trending

Ke Atas