Ekonomi

ESDM: Infrastruktur Energi Mampu Kerek Pemakaian Gas Domestk

ESDM: Infrastruktur Energi Mampu Kerek Pemakaian Gas Domestk


TERDEPAN.id, JAKARTA — Pembangunan transmisi pipa gas bumi Cirebon-Semarang (CISEM) dan Dumai-Sei Mangke merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN 


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pembangunan proyek pipa gas Cisem Tahap I (Ruas Semarang-Batang) sepanjang 60 KM telah selesai dibangun, dan proyek Cisem Tahap II (Batang-Kandang Haur) akan mulai dibangun pada tahun depan.


“Saat ini (ruas) Semarang-Batang telah selesai, dan sedang disiapkan proyek pipa gas Batang-Cirebon-Kandang Haur sepanjang 240 KM,” jelas Arifin pada saat Rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Ad-Interim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri BUMN Erik Thohir di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/10/2023).


Proyek pipa gas Cisem Tahap I menelan biaya Rp 1,13 triliun, dan Cisem Tahap II direncanakan akan menghabiskan biaya Rp 3,34 triliun, yang dimasukkan ke dalam APBN dengan skema multi years contract. Sehingga, total biaya proyek pipa gas cisem sebesar Rp 4,47 triliun.


Potensi demand pipa CISEM tahap II ini, antara lain industri di Cirebon, Tegal. Pekalongan, Brebes dan Pemalang dengan volume sekitar 5,8-12 MMSCFD. Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran. Juga, jaringan gas rumah tangga, kilang minyak Balongan dengan volume 24 MMSCFD dan berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD. Demand lainnya adalah pembangkit tenaga listrik dengan volume 189-199 MMCSFD.

BACA JUGA :  Kementan Sebut Identifikasi dan Pengelompokan Lahan Jadi Strategi Hadapi El Nino


Kementerian ESDM, sebut Arifin, juga sedang mempersiapkan pembangunan pipa gas ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatera bagian utara. Jika hal tersebut sudah selesai dilakukan, maka akan meningkatkan pemanfaatan gas domestik, karena sudah terhubung dari Jawa Timur hingga Sumatera bagian utara.


“Selama ini, Sumatera bagian utara itu kebutuhan gasnya disupplai dari pengapalan 16 kargo LNG dari Papua dan Kaltim,” ujarnya.


Total anggaran yang akan dipakai untuk pembuatan pipa gas Dumai-Sei Mangke sebesar Rp 6,6 triliun, dan akan menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.


Jika pipa gas sudah tersambung dari Sumatera hingga Jawa Timur, maka akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangke sebanyak 600 ribu SR. Dari angka tersebut akan mengurangi subsidi LPG 3 kg sebanyak Rp 630 miliar per tahun, dan akan menghemat devisa impor LPG sebesar Rp 1,08 triliun per tahun.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × 5 =

Trending

Ke Atas