Life Style

Ini Syaratnya Jika Diabetesi Mau Makan Manis Saat Berbuka

Ini Syaratnya Jika Diabetesi Mau Makan Manis Saat Berbuka


Diabetesi tetap harus mengonsumsi karbohidrat yang cukup.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Pada bulan puasa banyak godaan untuk para penyandang diabetes atau diabetesi. Terutama ketika berbuka puasa, banyak sekali takjil manis seperti kolak, surabi manis, es campur, es kacang merah dan berbagai gorengan. Bolehkah orang diabetesi mengonsumsi makanan dan minuman manis saat berbuka?


Menurut Ahli Gizi, Putri Sakti, untuk diabetesi, sebaiknya berhati-hati. Karena kedua jenis makanan tersebut baik gorengan yang tinggi lemak dan makanan yang tinggi pemanis, bisa meningkatkan kadar gula darah para diabetes.

BACA JUGA :  Batas Usia Anak Dibolehkan Gunakan Dot


“Sehingga untuk takjil, usahakan untuk membatasi gorengan dan menghindari takjil yang tipikalnya tinggi gula, dan produk olahan tepung yang kaya dengan karbohidrat sederhana dan bisa meningkatkan kadar gula darah diabetesi,” ujarnya dalam kulwap yang dikutip Ahad (3/4/2022).


Dokter Putri mengatakan diabetesi tetap harus mengonsumsi karbohidrat yang cukup bahkan tidak dianjurkan kurang dari 130 gram karbohidrat setiap harinya. Namun jangan lupa prosentasenya hanya boleh diantara rentang 45 sampai 65 persen dari kebutuhan kalori kita.


Ia mengingatkan jenisnya bukan karbohidrat sederhana tapi harus yang karbohidrat kompleks dengan tinggi serat. Sehingga kontrol gula darah bisa lebih baik. Misalnya roti gandum, kentang dengan kulitnya, nasi jagung, nasi cokelat dan nasi merah. Jenis makanan ini bisa membantu kontrol gula darah bisa lebih baik.

BACA JUGA :  Pandemi, Permintaan Vitamin Meningkat Lebih dari 100 Persen


Berbagai vitamin mineral yang ada dalam karbohidrat kompleks, dia mengatakan, juga bisa membantu metabolisme karbohirdat dalam tubuh para diabetesi. “Sehingga jangan sampai menghindari karbohidrat, karena yang dikhawatirkan diabetesi akan mengalami kondisi gula darah ngedrop atau hipoglikemia. Ini sangat berbahaya karena bisa memicu terjadinya penurunan kesadaran diabetesi,” tambahnya.


 


 


 





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6 + 1 =

Trending

Ke Atas