Ekonomi

Jelang IPO, Raksasa Ride Hailing China Merugi Rp22,8 Triliun

Jelang IPO, Raksasa Ride Hailing China Merugi Rp22,8 Triliun


Rencana IPO raksasa ride hailing China akan dilakukan pada tahun ini.

TERDEPAN.id, BEIJING — Perusahaan transportasi berbasia digital di China, Didi, mengalami kerugian bersih hingga 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp22,8 triliun sepanjang tahun 2020. Hal tersebut diungkapkan seiring dengan rencana perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Amerika Serikat (AS).


Didi berencana akan menggelar IPO pada tahun ini. Perusahaan akan terdaftar sebagai Xiaou Kuazhi dengan menunjuk Goldman Sachs Group, Morgan Stanley dan JPMorgan Chase untuk memimpin penawaran.


Didi, salah satu investasi terbesar dalam portofolio SoftBank Group mempercepat rencana pencatatan setelah bisnisnya pulih dari dampak pandemi Covid-19 di China. Perusahaan telah mempertimbangkan untuk mencari pendanaan 70 miliar hingga 100 miliar dolar AS dalam IPO.

BACA JUGA :  Bulog Perlu Diberi Kewenangan Penuh Salurkan Beras


Dalam beberapa bulan terakhir, Didi telah melakukan perdagangan dengan valuasi sekitar 95 miliar dolar AS di pasar sekunder. Perusahaan terakhir mengumpulkan dana dengan nilai 62 miliar dolar AS pada tahun lalu, menurut PitchBook. Perwakilan Didi menolak berkomentar tentang penilaian perusahaan.


Vision Fund SoftBank, Uber Technologies dan Tencent Holdings saat ini merupakan salah satu pemegang saham terbesar Didi dengan saham gabungan sekitar 41 persen. Salah satu pendiri Didi, Will Wei Cheng, memegang 7 persen saham perusahaan.


Dengan IPO ini, diperkirakan saham SoftBank akan mencapai 21,5 persen atau senilai 15 miliar dolar AS, meskipun saham itu dapat terdilusi dalam penawaran. Perusahaan Jepang menginvestasikan lebih dari 10 miliar dolar AS di Didi.

BACA JUGA :  Sirkuit Mandalika lolos homologasi Grade A, para pebalap merasa aman


Sementara Didi telah mengembangkan bisnisnya ke 15 negara, sebagian besar pendapatannya masih berasal dari bisnis mobilitas di China. Didi melaporkan pendapatan sebesar 21,6 miliar dolar AS pada tahun 2020. 


Pada kuartal pertama tahun ini, ketika China pulih dari pandemi, pendapatan Didi meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi 6,4 miliar dolar AS. Perusahaan juga menghasilkan laba untuk kuartal tersebut sebesar 837 juta dolar AS.


 





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine − two =

Trending

Ke Atas