Hukum

KAHMI Desak Penyelidikan Mendalam Tewasnya 6 Laskar FPI

KAHMI Desak Penyelidikan Mendalam Tewasnya 6 Laskar FPI


Polri diminta transparan ungkap peristiwa yang sesungguhnya dalam bentrok polisi FPI.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) mengatakan perlu penyelidikan lebih mendalam atas peristiwa terbunuhnya enam orang di Tol Jakarta-Cikampek pada 7 Desember 2020. Sebab, saat ini terdapat dua versi penjelasan kasus antara yang dijelaskan oleh pihak Polda Metro Jaya dan Front Pembela Islam (FPI).

“Hukum harus ditegakkan dengan adil dan tidak dengan kekerasan. Kepala Kepolisian Indonesia (Kapolri) harus proaktif dan terbuka mengusut tuntas peristiwa penembakan di Tol Jakarta–Cikampek,” kata Sekretaris Jenderal KAHMI Manimbang Kahariady dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (9/12).

Kemudian, ia melanjutkan aparat penegak hukum harus bekerja profesional, responsif dan transparan agar masyarakat mendapat perlindungan, pulih rasa aman, terpenuhinya keadilan dan dapat beraktivitas secara berkesinambungan. Ia menambahkan saat ini juga mendukung Komnas HAM untuk membentuk tim pencari fakta. Sehingga dapat mengungkap peristiwa yang sesungguhnya terjadi pada peristiwa enam orang terbunuh di Tol Jakarta-Cikampek tersebut.

BACA JUGA :  Tunggu Dipanggil KPK, Eks Dirut BGR Siap Jelaskan Pengiriman Bansos Beras

“Keprihatinan yang mendalam atas tragedi kemanusiaan yang menelan korban jiwa atas peristiwa di Tol Jakarta-Cikampek. Kami mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak mengambil langkah atau melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan hal-hal yang dapat memperkeruh suasana,” kata dia.

Seharusnya kata dia, Negara senantiasa hadir memberikan rasa aman, perlindungan dan keadilan bagi masyarakat.  Sehingga dapat memperkuat sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Segenap pimpinan KAHMI di semua tingkatan untuk menjaga persatuan, meningkatkan kewaspadaan serta melakukan koordinasi secara cepat dengan struktur KAHMI dan aparat penegak hukum jika ditemukan kejadian atau aksi yang mengarah pada gangguan harmoni masyarakat,” kata dia.

Sebelumnya diketahui, pada Senin dini hari (7/12) terjadi insiden bentrok antara polisi dan pengikut Rizieq Shihab di KM 50 tol Jakarta-Cikampek, yang berbuntut tewasnya enam orang pengikut Rizieq. Polisi mengklaim kejadian diawali penyerangan dari pengikut Rizieq saat polisi melakukan pengintaian di jalan tol itu. Pengintaian untuk menyelidiki informasi soal isu pengerahan massa yang akan mengawal pemeriksaan Rizieq di Polda Metro Jaya.

BACA JUGA :  Apresiasi Tersangkakan Dirut Perusahaan Milik Suami Puan, LIMA: Kejagung Perlu Kerja Keras

Ketika itu, menurut keterangan polisi, kendaraan anggota Polda Metro Jaya dipepet kendaraan pengikut Rizieq di tol, kemudian diserang dengan menggunakan senjata api. Polisi akhirnya membalas pelaku yang berbuntut tewasnya enam orang pengikut Rizieq.

Sekretaris Umum FPI, Munarman, membantah klaim polisi tentang peristiwa itu. Ia mengatakan enam orang yang tewas akibat polisi yang menyerang terlebih dahulu. Ia juga menegaskan anggotanya tidak pernah memiliki senjata api.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine − 1 =

Trending

Ke Atas