Politik

Mahfud: Ada yang Mengganggu Harmoni, Sedikit Mengkhawatirkan

Mahfud: Ada yang Mengganggu Harmoni, Sedikit Mengkhawatirkan


Menurut Mahfud, Islam yang dianut di Indonesia merupakan Islam wasathiah.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengaku merasakan adanya hal-hal yang mengganggu keharmonisan bangsa pada saat-saat ini. Namun, dia tak menjelaskan lebih lanjut hal apa saja yang mengganggu keharmonisan bangsa itu.

“Sekarang memang sudah ada hal-hal yang agak mengganggu harmoni kita, dan mulai sedikit mengkhawatirkan,” saat menjadi pembicara kunci webinar bertajuk “Mewujudkan Harmoni Dalam Kebhinekaan: Masalah dan Solusinya, oleh LIPI, Selasa (15/12).

Mahfud mengatakan, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya memiliki jumlah ummat muslim yang terbesar, hingga mencapai angka 235 juta orang. Meski begitu, kehidupan beragama dan bernegara masyarakatnya berjalan dengan rukun dan harmonis. Menurut dia, itu karena Islam yang dianut di Indonesia itu merupakan Islam wasathiah atau Islam jalan tengah.

BACA JUGA :  Jokowi Bebaskan Kaesang yang Ingin Terjun ke Dunia Politik

“Apa yang sebabkan kita rukun, karena konsep utama Islam yang kita anut itu wasathiah, Islam jalan tengah,” kata mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Islam jalan tengah itu berada di antara Islam radikal dan Islam liberal. Dia menjelaskan, Islam radikal cara pandangnya tekstual. Sementara Islam liberal peimikirannya berubah-ubah sesuai dengan tuntutan kebebasan yang dipunyai pemeluknya, misal seperti tak mempermasalahkan ketaatan ibadah selama orang itu berlaku baik.

BACA JUGA :  Kata PDIP Soal Wacana Reshuffle 

“Yang radikal itu pokoknya tekstual harus begini, harus begini, harus begini. Tapi ada yang liberal, Islam ya Islam, kalau orangnya baik ndak usah sholat, pemikirannya berubah-ubah sesuai dengan tuntutan kebebasan,” jelas dia.

Islam jalan tengahlah yang kemudian membuat kehidupan bangsa ini harmonis. Dengan itu, toleransi dan pluralisme dibangun serta ditegakkan menjadi pedoman hidup. Pedoman yang melihat keberbedaan itu diciptakan oleh yang maha kuasa dan dengan perbedaan itu setiap orangnya ingin bersatu.

“Di situ kita ingin bersatu dalam keberbedaan itu, bukan berperang dan bermusuhan karena perbedaan itu ciptaan Tuhan,” jelas dia.


 





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen − two =

Trending

Ke Atas