Ekonomi

Menaker: Indonesia Harus Gerak Cepat Sikapi Bonus Demografi

Menaker: Indonesia Harus Gerak Cepat Sikapi Bonus Demografi



Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan batik tulis di rumah produksi batik tulis Kidang Mas Lasem di Desa Babagan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Kamis (29/2/2024). Menurut data yang dihimpun lembaga pelestarian budaya Yayasan Lasem Heritage per tahun 2022, terdapat 78 unit rumah produksi batik aktif dengan jumlah pekerja 1.032 orang yang 92 persennya merupakan perempuan, dan diperkirakan akan terus bertambah seiring menggeliatnya perekonomian pasca pandemi COVID-19 tahun 2020 yang sempat mengalami penurunan penjualan.

TERDEPAN.id, MOJOKERTO — Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk segera merespons bonus demografi agar Indonesia mampu mengoptimalkan bonus demografi tersebut untuk kemajuan bangsa.

“Saya mengajak agar tidak hanya saya yang gelisah, saya mengajak kita semua gelisah, apa yang bisa kita lakukan pada penduduk usia produktif ini,” kata Ida usai menyaksikan Groundbreaking Pembangunan SMK Asy-Syarif Mitra Industri, di Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (8/3/2024).

BACA JUGA :  Waskita Toll Road Antisipasi Arus Mudik Trans Jawa

Ida mengatakan, respons cepat juga harus dilakukan karena puncak bonus demografi Indonesia diprediksi terjadi pada tahun 2035 dan setelah tahun tersebut, Indonesia akan mulai memasuki aging population.

Dalam beberapa tahun ke depan, lanjut dia, jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat dimana tahun 2025 penduduk usia produktif mencapai 197,13 juta penduduk, dan pada tahun 2030 penduduk usia produktif Indonesia diprediksi sudah mencapai 203 juta penduduk.

 

“Ini benar-benar waktu yang sangat pendek yang tersisa bagi kita untuk menyiapkan bonus yang diberikan Allah ini, bisa nggak kita membawa bonus ini untuk membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju,” katanya.

BACA JUGA :  Airlangga Ingatkan Kader Muda Golkar Beri Perhatian Isu Perubahan Iklim

Oleh karena itu, Ida terus mendorong kolaborasi dunia pendidikan dan pelatihan vokasi dengan dunia usaha dan industri. Menurutnya, salah satu kuncinya dalam menghadapi tantangan bonus demografi tersebut adalah terus memperkuat kolaborasi dunia pendidikan dan pelatihan vokasi dengan industri. Sehingga mampu menyiapkan SDM terampil sesuai kebutuhan industri.

“Agar berbuah manis yang kita siapkan adalah SDM. Dan yang tidak boleh lewat adalah kuatnya karakter bangsa, sehingga SDM unggul juga memiliki karakter yang kuat,” katanya.

sumber : ANTARA






Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nineteen + three =

Trending

Ke Atas