Life Style

Merokok Bisa Menghambat Penyembuhan Patah Tulang

Merokok Bisa Menghambat Penyembuhan Patah Tulang


Ada sejumlah hal yang bisa menghambat penyembuhan kondisi patah tulang atau fraktur

TERDEPAN.id, JAKARTA – Ada sejumlah hal yang bisa menghambat penyembuhan kondisi patah tulang atau fraktur dan salah satunya merokok. Hal ini disampaikan dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari RS Pusat Otak Nasional, Muhammad Adib Khumaidi.


“Merokok dapat merusak pembuluh darah dan menurunkan sirkulasi darah,” ujar Adib  dalam sebuah webinar kesehatan, Senin (4/4/2022).


Hal yang juga menjadi penghambat penyembuhan fraktur yakni pergerakan tulang yang cedera, kondisi kesehatan karena diabetes, gangguan hormon atau penyakit pembuluh darah, fraktur yang berat, rumit dan terinfeksi, usia lanjut dan usia lanjut. “Penatalaksanaan kondisi fraktur pada pasien dengan etiologi penyebab ini maka harus ditangani juga hal-hal yang bisa mempengaruhi penyembuhan fraktur ini,” jelas Adib.

BACA JUGA :  Para Pemain Band Rock, Siap-Siap Ikuti JogjaROCKarta 2022


Dalam penyembuhan, ada risiko gangguan yang bisa dipengaruhi lokasi, jenis fraktur, vaskularisasi, fragmen fraktur, imobilitas, adanya infeksi, penyakit metabolik, nutrisi dan obat-obatan. Adib mengatakan sekitar 10 persen fraktur menunjukkan gangguan penyembuhan. Kasus-kasus yang muncul infeksi terjadi paling banyak pada kondisi fraktur tulang tibia terbuka.


Fase penyembuhan fraktur meliputi terbentuknya inflamasi, pembentukan tulang rawan dari sel induk, penggantian tulang rawan menjadi tulang, fase remodelling. Pasien perlu memahami fase ini untuk tahu kapan boleh kembali melakukan mobilisasi.

BACA JUGA :  Gejala Flu yang Harus Diwaspadai Penderita Jantung


“Pertanyaan pasien, kapan bisa lepas tongkat, boleh langsung gerak? Sangat dipengaruhi fase penyembuhan fraktur dan ini juga akan berbeda pada kondisi klinis yakni tertutup atau terbuka serta usia. Artinya pasien anak-anak dengan orang dewasa berbeda pada lamanya penyembuhan fraktur,” jelas Adib.


Dia menambahkan, penyembuhan fraktur yang melambat bisa menyebabkan morbiditas dan menjadi beban ekonomi karena mengurangi produktivitas pasien serta membuat mereka harus kontrol rutin ke rumah sakit.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × four =

Trending

Ke Atas