Ekonomi

Pemerintah Dorong Womenpreneurs Perkuat Ekosistem Kewirausahaan

Pemerintah Dorong Womenpreneurs Perkuat Ekosistem Kewirausahaan


Perempuan mampu berperan dalam pemberdayaan masyarakat jadi wirausahawan.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendukung Gerakan Womenpreneurs Indonesia Networks. Gerakan tersebut diharapkan dapat memperkuat ekosistem bisnis kewirausahaan yang dilakukan para perempuan. 

Dengan begitu, mampu meningkatkan partisipasi perempuan dalam struktur ekonomi nasional. Sekaligus pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s).

“Perempuan mampu berperan sebagai agent of development dalam pemberdayaan masyarakat menjadi wirausaha yang tangguh,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada launching Womenpreneurs Indonesia Networks, secara daring, Senin (31/1/2022).

BACA JUGA :  Pemprov Papua Temukan Penjualan Minyak Goreng Melebihi HET

Teten pun mengajak kaum perempuan kalangan generasi muda milenial, khususnya mahasiswa, menjadi wirausaha. Hal itu karena, banyaknya jumlah wirausaha menunjukkan tingkat kemajuan suatu negara, semakin tinggi jumlah wirausaha suatu negara, makin maju negaranya.

Teten mencatat, ada 50 persen lebih bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dijalankan perempuan. Sebanyak 34 persen usaha menengah, 56 persen usaha kecil, dan 52 persen usaha mikro di Indonesia dimiliki perempuan. 

Hanya saja, Teten mengakui, terdapat berbagai tantangan yang kerap menghampiri kaum perempuan yang ingin menjadi pengusaha. Di antaranya kurangnya akses finansial (36 persen), kurangnya kepercayaan diri (30 persen), kurangnya informasi memulai bisnis (32 persen), dan tidak adanya lokasi untuk menjalankan bisnis (26 persen).

BACA JUGA :  Transmart Dirumorkan Hampir Bangkrut, Ini Jawaban Aprindo

Maka menurut dia, diperlukan dukungan yang mampu menjadikan ide bisnis yang dimiliki perempuan menjadi bisnis sukses. “Pertama, akses untuk perangkat digital yang tepat dan mendapat dukungan. Kedua, dukungan dan saran terkait pelayanan kepada pelanggan. Ketiga, jaringan dan komunitas. Lalu keempat, akses finansial atau pembiayaan,” ujar Teten.


 





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × five =

Trending

Ke Atas