Politik

Pengamat Tanggapi Torehan Elektabilitas Airlangga dalam Survei LSI Denny JA

Pengamat Tanggapi Torehan Elektabilitas Airlangga dalam Survei LSI Denny JA


Terbentuknya KIB dinilai memberikan dampak pada bursa capres-cawapres 2024.

TERDEPAN.id, JAKARTA— Pengamat politik dan birokrasi Natalis Situmorang menilai terbangunnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dimotori Partai Golkar, telah mengubah peta pencalonan pasangan presiden-wakil presiden secara signifikan. Ia mengambil contoh, elektabilitas Airlangga Hartarto dalam hasil survey lembaga survei LSI Denny JA.


Airlangga yang disebut menduduki peringkat keenam elektabilitas calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 kini berada di ‘divisi satu’ peta pencalonan capres tersebut, segera terkerek naik masuk ‘divisi utama’, seiring kian kokohnya KIB dalam peta politik nasional. 


“Apalagi, dalam beberapa waktu terakhir KIB menunjukkan kokohnya soliditas di antara mereka, yang antara lain ditunjukkan dengan kehadiran para petinggi partai anggota koalisi dalam acara Rakernas Partai Golkar di Bogor,” kata Natalis seperti dilansir dari Antara, Kamis (16/6/2022).

BACA JUGA :  Tsitsipas kalahkan Zverev untuk bertemu Fokina di final Monte Carlo


Karena hal itulah, kata alumnus PPSA XVII Lemhanas tersebut, publik kian melirik Airlangga. Bagi Natalis, hal itu menunjukkan bahwa publik pun mempercayai kemampuan Airlangga mengonsolidasi tak hanya kekuatan ketiga parpol anggota KIB, melainkan menguatkan ikatan di internal partainya sendiri. 


“Bagaimanapun, publik Indonesia umumnya menginginkan kondisi negaranya aman, tertib dan bisa melanjutkan pembangunan demi meningkatnya kesejahteraan,” kata Natalis. “Manakala mereka melihat Golkar dan KIB tenang, bahkan solid, mereka melihat potensi besar ada di Airlangga,” kata dia.

BACA JUGA :  Ketum Golkar: Wacana Prabowo-Airlangga Sudah Dibahas Mendalam


Persoalannya, kata Natalis, tinggal apakah tim Airlangga mampu memanfaatkan peluang tersebut, memperbesarnya hingga elektabilitas Airlangga terkerek lebih tinggi lagi, atau justru larut dalam euforia.


“Tentu saja, seharusnya tim Airlangga, kalau itu ada, menjadikan hal ini sebagai titik tolak penting. Tidak harus dengan mendesak anggota Koalisi untuk segera menentukan pasangan capres-cawapres, tetapi memanfaatkannya untuk konsolidasi lebih kokoh lagi karena jelas peluang mereka memenangkan Pilpres 2024 mendatang kian kuat,” kata pengajar pascasarjana sebuah universitas swasta di Jakarta tersebut.

sumber : Antara





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen + eleven =

Trending

Ke Atas