Ekonomi

Perusahaan Induk Silicon Valley Bank Kehilangan Catatan Keuangannya

Perusahaan Induk Silicon Valley Bank Kehilangan Catatan Keuangannya



FILE – Tanda Silicon Valley Bank diperlihatkan di San Francisco, 13 Maret 2023. Gugatan class action sedang diajukan terhadap perusahaan induk Silicon Valley Bank, CEO dan direktur keuangannya, dengan mengatakan bahwa perusahaan tidak mengungkapkan risiko yang akan ditimbulkan oleh kenaikan suku bunga di masa depan terhadap bisnisnya. Gugatan tersebut mencari ganti rugi yang tidak ditentukan untuk diberikan kepada mereka yang berinvestasi di Grup Finansial SVB antara 16 Juni 2021 dan 10 Maret 2023.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Perusahaan induk Silicon Valley Bank (SVB) Financial Group kehilangan catatan keuangannya setelah SVB Financial Group diambil alih oleh kurator yakni Group Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). Reuters melaporkan sebelumnya pada Ahad (19/3/2023), FDIC akan melakukan kembali lelang aset SVB Financial setelah gagal menarik pembeli untuk seluruh bank.


Pasalnya, penawar sering ragu-ragu ketika perusahaan yang tertekan mencoba menjual aset. Salah satu alasannya adalah kesepakatan yang dilakukan di luar kebangkrutan dapat dibatalkan jika perusahaan kemudian mencari perlindungan Bab 11 dalam jangka waktu tertentu, yang dikenal sebagai pencabutan.

BACA JUGA :  Sanofi, GSK Luncurkan Uji Coba Tahap Akhir Vaksin Covid-19


“Saat ini, SVB Financial tidak memiliki karyawan sendiri, dan karyawan bank baru memotong akses ke sebagian besar buku, catatan, file, sistem elektronik, dan akses karyawan SVB Financial,” menurut Chief Restructuring Officer, William Kosturos dikutip Reuters, Senin (20/3/2023).


SVB Financial juga telah mengajukan perlindungan kebangkrutan pada hari Jumat atau sepekan setelah regulator perbankan California menutup SVB. Setelah itu, FDIC terus mencoba untuk menjual aset SVB serta mencari solusi untuk bisa mengembalikan beberapa pinjaman yang gagal.


Kurator FDIC pun saat ini sudah menghapus sumber utama likuiditas SVB Financial dan sebagian besar infrastruktur bisnisnya, serta pemicu gagal bayar utang SVB Financial. Cara tersebut memaksa perusahaan tersebut bangkrut, menurut dokumen pengadilan.

BACA JUGA :  KOI minta PJSI aktif dalam organisasi judo Asia hingga dunia


Dalam pengajuan ke pengadilan, SVB Financial mencantumkan 19 miliar dolar AS berupa aset, 2,2 miliar dolar AS berupa kas dan setara kas, dan 3,4 miliar dolar AS berupa liabilitas. Sekitar 15,5 miliar dolar AS dari nilai aset SVB Financial dikaitkan dengan bisnis perbankan SVB yang disita oleh regulator.


Dalam pengajuan pengadilan pada Ahad kemarin, SVB Financial juga mengajukan beberapa permintaan yang dimaksudkan untuk melanjutkan kelancaran bisnisnya selama kebangkrutannya, seperti meminta izin untuk memelihara rekening bank yang ada dan terus membayar layanan yang diberikan oleh karyawan SVB. Runtuhnya SVB telah mengguncang industri teknologi dan usaha kecil yang memiliki simpanan di bank tersebut. Meski demikian, langkah Gedung Putih untuk menjamin semua simpanan di atas batas yang diasuransikan sebesar 250 ribu dolar AS per rekening memberikan kelegaan bagi sebagian orang.

sumber : Reuters





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

13 + two =

Trending

Ke Atas