Politik

Respons Jokowi, Gerindra Serukan tak Gunakan Politik Identitas pada 2024

Respons Jokowi, Gerindra Serukan tak Gunakan Politik Identitas pada 2024


Indonesia sudah memiliki pengalaman yang buruk akibat praktik politik identitas.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menanggapi pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengingatkan para bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk tidak melakukan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Hal senada juga disampaikan olehnya kepada semua pihak.


“Saya mengajak juga kepada anak bangsa, marilah kita tidak terpolarisasi, tidak menggunakan politik identitas dalam menghadapi kontestasi di 2024. Dengan harapan kita bisa bersama-sama selain menghadapi pileg dan pilpres,” ujar Dasco di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/11/2022).


Menurutnya, Indonesia sudah memiliki pengalaman yang buruk akibat politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Ia berharap hal tersebut tak terulang dan fokus dalam membantu bangsa menghadapi berbagai situasi global.

BACA JUGA :  Huawei gelar program sertfikasi SDM TIK di Asia Pasifik


“Kita pernah mengalami yang namanya politik identitas. Tentunya hal ini, kita sangat dirugikan. Rentan perpecahan di NKRI tercinta ini,” ujar Dasco.


Saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyelipkan pesan politik. Ia mengingatkan para bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk tidak melakukan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjelang Pemilu 2024.


“Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik silakan. Tapi jangan sampai panas. Apalagi membawa politik-politik SARA. Tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan,” kata Jokowi. 

BACA JUGA :  Anak-anak di dalam proses pengungsian konflik Ukraina-Rusia


Dalam pidatonya itu, Jokowi berkali-kali menyerukan untuk tidak memanfaatkan isu agama dalam kontestasi politik. Bangsa Indonesia, kata Jokowi, pernah merasakan dampak buruk dari politisasi agama, maupun politisasi suku, ras atau golongan. Oleh karena itu, kata Jokowi, cara-cara berpolitik dengan memanfaatkan isu SARA harus dihindari. 


Jokowi mengingatkan politisasi SARA akan sangat berbahaya bagi negara yang memiliki kondisi keberagaman seperti Indonesia. Kepala Negara meminta para bakal capres-cawapres untuk menjaga situasi politik agar tetap sejuk.


“Sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter hangat sedikit, syukur bisa adem,” kata dia.


 





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 − four =

Trending

Ke Atas