Life Style

Sebagian Besar Pasien Long Covid, Pernafasannya Belum Lega

Sebagian Besar Pasien Long Covid, Pernafasannya Belum Lega


Mereka mudah terasa letih dan nafasnya belum plong, tidak seperti sebelum sakit.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Pasien positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh, rupanya tidak bisa langsung terlepas begitu saja dari virus dari Wuhan, China itu. Banyak sekali pasien long covid, sehingga masih memiliki permasalahan berkaitan dengan corona ini dan mengganggu kondisi tubuh.


Di Indonesia, belum ada data baik dari kementerian, satgas, atau pendidikan, mengenai jumlah pasien long covid. Tetapi Kepala Utama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto bisa menjabarkan seperti apa kondisinya, berdasarkan beberapa pasiennya.


“Kalau dilihat dari berbagai pasien yang sering kontrol, dan pasien saya, memang sebagian besar itu terasa letih. Lalu nafasnya belum plong, tidak seperti sebelum sakit. Bahkan pada beberapa kondisi ketika beraktivitas nafas terasa ngos-ngosan,” ungkap Agus dalam Live Instagram Katadata.

BACA JUGA :  Intip Film dengan Rating Tertingi pada Era Kelahiran Anda


Jadi pasien long covid ini adalah pasien yang sudah dinyatakan sembuh dan tesnya negatif, tetapi kebanyakan masih mengalami dua hal itu. Long covid juga ada yang menetap jika memang sejak awal, pasien memang dalam keadaan sudah kritis akibat penyakit bawaan.


Pasien covid yang khususnya menjalani rawat inap apalagi sampai di ICU, sebaiknya terus dilakukan fungsi organ secara berkala. Karena jika didiamkan, ini bisa lebih parah. Apalagi dalam beberapa kasus, covid bisa memengaruhi kinerja otak.


Itu dikarenakan virus corona ini masuk melalui saluran nafas lalu ke paru. Di dalam paru ada namanya Reseptor ACE2 dan itu tidak hanya ada di paru, tapi ada juga di ginjal, lambung, juga pembuluh darah yang alirannya hingga masuk ke otak.

BACA JUGA :  Sarapan Pagi Bernutrisi Dibutuhkan Otak agar Aktif


“Kalau virus banyak menempel di pembuluh darah, itu bisa alami gangguan otak, delirium, sakit kepala, halusinasi, itu bisa saja muncul, bahkan bisa kejang-kejang. Malah saya ada teman yang sampai mengalami gangguan daya ingat,” ungkap Agus lagi.


Pascacovid, temannya itu tiba-tiba tidak ingat apa saja yang terjadi selama di rumah sakit. “Bisa saja itu terjadi karena menempel di sistem saraf pusat, tergantung area mana yang terkena. Penanganannya pun tergantung derajatnya tadi. Kalau kena sistem saraf, ada dari teman-teman neurologi untuk terapi,” ungkap dia.


 


 





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nineteen − 14 =

Trending

Ke Atas