Ekonomi

UMKM Didorong Masuk Rantai Pasok Global

UMKM Didorong Masuk Rantai Pasok Global


TERDEPAN.id, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan, terus berupaya menyosialisasi dan mengedukasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar meningkatkan daya saing. Dengan begitu, dapat membantu mereka berkompetisi di pasar regional maupun internasional.

“Rencana Go Global dalam persaingannya, bagaimana UMKM bisa memiliki pemahaman komoditas yang strategis dan penguasaan teknologi. Ini akan membantu Kadin logistik promote the trade, dengan harapannya membangun ekosistem trade yang mature,” ujar Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia Akbar Djohan dalam keterangan resmi pekan lalu.

Ia menekankan, perlu adanya kesempatan berkelanjutan serta langkah konkret dari pemerintah guna mendorong UMKM masuk dalam industri rantai pasok. Jika tidak ada langkah tersebut, sambung dia, maka UMKM sulit menjadi rantai pasok.

BACA JUGA :  Industri Logam Ekspor 2.000 Ton Baja Aluminium

Sebagai salah satu agregator para petani di sektor aquaculture atau blue economy, e-Fishery menjadi startup Aqua-Tech pertama di Asia, yang konsisten membangun ekosistem aquakultur berkelanjutan dengan teknologi yang membantu budidaya ikan dan udang. Head of RGR e-Fishery Luciana Dita Chandra Murni menyampaikan, aquakultur memiliki potensi untuk berperan penting dalam meningkatkan ketahanan pangan. 

 

“Kami percaya aquakultur adalah kunci dalam mengatasi isu kelaparan global,” katanya.

E-Fishery hadir, sambung Luciana, memberikan layanan dari hulu ke hilir untuk pembudidaya ikan. Menyediakan mulai dari kemudahan dalam transaksi pakan, akses ke institusi keuangan yang terdaftar dan terawasi, serta platform untuk menjual ikan hasil panen secara menguntungkan.

“Rantai pasok blue economy masih sangat terganggu dari sisi pakan yang sangat mahal. Maka, kami hadir dengan pemberian pakan. Kami mampu memangkas 74 persen waktu panen. Dari yang biasanya proses mencapai 4-5 bulan, hanya menjadi 2,5-3 bulan,” jelas Luciana.

BACA JUGA :  Komisioner Bawaslu Daerah Terjaring OTT, Ini Respons Ketua Bawaslu RI

Ia menambahkan, e-Fishery membantu pembudidaya yang terlilit utang untuk membeli pupuk dan pakan. Maka, e-Fishery membentuk Kabayan (Kasih, Bayar Nanti) yang merupakan layanan finansial bagi pembudidaya tanpa menggunakan jaminan. 

“Jaminannya itu dari sistem validasi kolam. Nanti dari situ akan dilihat kelayakannya dan hitungan dalam memberi pakan atau pupuk,” katanya. Luciana berharap, dalam membantu keberlangsungan hilirisasi dari aquaculture melalui budidaya ikan dan udang, ada kerja sama stakeholder agar bisa memantau harga ikan dan udang di berbagai daerah.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five + twelve =

Trending

Ke Atas