Ekonomi

Volume Perdagangan China-Indonesia Turun 0,5 Persen

Volume Perdagangan China-Indonesia Turun 0,5 Persen


Investasi China di Indonesia tumbuh 12 persen.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Kedutaan Besar China untuk Indonesia mengungkapkan, volume perdagangan bilateral antara China dan Indonesia turun. Hingga April, volume tersebut sebesar 24,1 miliar dolar AS atau menurun 0,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sementara, investasi China di Indonesia mencapai 1,3 miliar dolar AS pada kuartal pertama 2020. Angka itu tumbuh 12 persen, sehingga China tetap menjadi negara sumber investasi kedua bagi Tanah Air.

“Pencapaian tersebut patut dipuji dalam masa pandemi ini. Dengan sumber daya alam dan dividen demografis yang melimpah, tidak ada pembatasan potensi perkembangan Indonesia,” ujar Minister-Counsellor Bidang Ekonomi dan Perdagangan dari Kedutaaan Besar China untuk Indonesia Wang Liping dalam konferensi pers virtual pada Rabu, (24/6).

BACA JUGA :  Menkop Sebut Produk UMKM di E-Katalog Banyak yang Belum Terjual

Sejak Presiden Joko Widodo dilantik, kata dia, pengembangan infrastruktur dan perbaikan lingkungan bisnis di Tanah Air terus dilakukan. Itu membuat investasi China di Indonesia cepat tumbuh.

Menurutnya, meskipun pandemi terjadi namun daya tarik investasi Indonesia terhadap China tidak berubah. Dasar kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara pun tidak goyang.

“Dampak pandemi Covid-19 bersifat jangka pendek dan sementara. Pandemi ini membantu kita menemukan fundamental ekonomi China dan Indonesia yang kuat, juga ketangguhan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara,” tutur Wang Liping.

BACA JUGA :  Hasto: PDIP Bakal Beri Sanksi Masinton Pasaribu

Ia yakin, setelah pandemi selesai, kapal kerja sama ekonomi dan perdagangan bilateral China-Indonesia pasti akan berlayar mulus dan maju. Dirinya menyatakan, Covid-19 berdampak negatif terhadap kerja sama ekonomi dan perdagangan China dan Indonesia.

Berbagai proyek kerja sama kedua negara yang berskala besar dan bernilai tinggi terhambat. Termasuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, IMIP, dan Taman Industri Weda Bay.

Hal itu, kata dia, mengakibatkan beragam masalah, seperti penghentian pekerjaan proyek dan kegagalan dalam penyesuaian jadwal proyek. Dengan begitu memengaruhi pembangunan ekonomi dan sosial setempat, serta kesempatan ribuan pekerja Indonesia.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

three × four =

Trending

Ke Atas