Life Style

Jumlah Anak Inggris yang Telan Magnet Mainan Melonjak

Jumlah Anak Inggris yang Telan Magnet Mainan Melonjak


Empat rumah sakit di Inggris menerima 251 anak yang menelan benda asing.

TERDEPAN.id, JAKARTA – Jumlah anak kecil di Inggris yang membutuhkan perawatan medis setelah menelan magnet dari mainan meningkat lima kali lipat. Dari 2016 hingga 2020, empat rumah sakit di Inggris menerima 251 anak yang menelan benda asing. Koin menyumbang 37 persen dari barang yang tertelan, disusul magnet (21 persen) dan baterai kancing (17 persen).


Menurut catatan jurnal medis Archives of Disease in Childhood dari semua kategori tersebut, insiden yang melibatkan magnet melonjak lima kali lipat. Magnet yang dimaksud kebanyakan berwarna cerah, misalnya mainan magnet korek api puzzle.


Berdasarkan jurnal itu, lebih dari 40 persen anak-anak yang dilarikan ke rumah sakit membutuhkan tindakan pembedahan untuk mengangkat magnet. Pembedahannya bisa berupa laparoskopi atau operasi perut terbuka. Ironisnya, dalam setengah kasus itu diikuti dengan kompilasi.

BACA JUGA :  Lagi Hunting Sandal, Apa yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membeli?


“Saat anak-anak mengalami perforasi, perut mereka menjadi terkontaminasi dan ini dapat menyebabkan infeksi yang berkelanjutan,” kata Hemanshoo Thakkar, seorang ahli bedah anak di Rumah Sakit Anak Evelina London, seperti dilansir dari Malay Mail, Jumat (14/5).


Kasus paling serius melibatkan seorang anak yang menjalani beberapa operasi, dirawat intensif selama sebulan, dan di rumah sakit selama hampir lima bulan. Meski tidak ada kematian yang dilaporkan.


“Tapi, jika tidak diobati, luka yang ditimbulkan bisa mengancam nyawa,” ujar Thakkar.


Dalam kasus yang dilaporkan awal tahun ini di “Journal of Emergency Medicine”, seorang anak laki-laki berusia tiga tahun di Amerika Serikat menelan enam buah magnet. Dua dari magnet yang ditelan menempel di tenggorokannya dan sisanya menetap di perut.


Thakkar berspekulasi bahwa lonjakan tajam dalam insiden terkait magnet ada hubungannya dengan pemasaran. Regulasi di Inggris mengharuskan semua mainan bermagnet disertai dengan pemberitahuan peringatan, tetapi sebagian besar produsen tidak menampilkannya dengan cukup mencolok.

BACA JUGA :  Uni Emirat Arab akan Luncurkan Misi Asteroid pada 2028


“Banyaknya influencer yang mempromosikan mainan tanpa tahu apakah mainan itu aman atau tidak juga berkontribusi pada lonjakan insiden ini. Ditambah kurangnya regulasi yang kuat yang menyebabkan mainan semacam itu semakin populer,” kata Thakkar menjelaskan.


Asisten profesor pediatri di Rumah Sakit Anak di Montefiore di New York City, Bryan Rudolph, memperkirakan bahwa sejak mainan bermagnet memasuki pasar lebih dari satu dekade, ada hampir 20 ribu anak mengalami cedera karena magnet di AS.


Karena itulah, para dokter menekankan pentingnya kampanye kesehatan masyarakat yang agresif untuk mengedukasi orang tua dan profesional penitipan anak tentang bahaya magnet kecil dalam mainan. Produsen mainan juga harus diminta untuk memberikan peringatan yang jelas tentang mainan yang diproduksi.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

thirteen − 6 =

Trending

Ke Atas