Dunia

Menlu: Kompetisi di Indo-Pasifik jangan sampai menjadi konflik terbuka

Menlu: Kompetisi di Indo-Pasifik jangan sampai menjadi konflik terbuka



Jakarta (ANTARA) –
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan bahwa kompetisi yang ada di kawasan Indo-Pasifik harus berjalan secara sehat dan sesuai dan hukum internasional yang berlaku guna mencegah berubah menjadi konflik terbuka.

“Kompetisi di Indo-Pasifik tidak dapat dihindari, bahkan ini disambut. Namun, jangan sampai kompetisi itu menjadi konflik terbuka,” kata Menlu dalam pidatonya di Forum Menteri untuk Kerja Sama di Indo-Pasifik yang diselenggarakan di Paris, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kemenlu RI di Jakarta, Selasa.

Retno mengatakan bahwa Indonesia sangat sadar akan pentingnya kawasan Indo-Pasifik yang terus berkembang terhadap ekonomi dunia, namun dia menggarisbawahi bahwa tanpa perdamaian dan stabilitas dan tanpa adanya kesesuaian dengan hukum internasional, semua potensi yang dimiliki dapat hilang.

BACA JUGA :  Wapres: Posisi Wamen Disesuaikan Kebutuhan dan Volume Pekerjaan

“Untuk Indonesia, Indo-Pasifik adalah lautan kesempatan yang terlalu besar untuk didominasi oleh satu negara,” tegas Retno.

Dia meyakini bahwa keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan bersama di kawasan harus menjadi sesuatu yang dapat diakses bagi semua masyarakat Indo-Pasifik. Hal tersebut, menurutnya, hanya dapat dicapai melalui kolaborasi strategis.

“Kita harus menghormati hukum internasional. Perdamaian, stabilitas, dan prediktabilitas harus menjadi titik pusat dari kawasan kita,” ujarnya, yang menambahkan bahwa hal tersebut juga menjadi jiwa dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan juga inti dari presidensi Indonesia di G20.

Dia meyakini bahwa perubahan paradigma yang lebih positif dapat membawa dampak besar bagi Indo-Pasifik dan dunia.

BACA JUGA :  Dorong Industri Kreatif, Kemenperin akan Gelar IGDS 2020

Selain itu, Retno juga mendorong adanya sinergi yang kuat dalam inisiatif Indo-Pasifik. Selain dalam isu keamanan, kerja sama yang konkret juga perlu dilakukan dalam area maritim, keberlanjutan dan transisi hijau, investasi dan perdagangan, serta konektivitas dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Ini akan memperkuat kemitraan kita, membangun kepercayaan, dan mengurangi risiko keamanan,” ujar Menlu.

Baca juga: Menlu: Indo-Pasifik harus dilihat dari sisi kesejahteraan

Baca juga: Menlu China dan AS bicarakan soal krisis Ukraina, Indo-Pacific

Baca juga: Luhut siapkan peta jalan 2045 siapkan RI jadi poros maritim dunia

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2022



Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 + three =

Trending

Ke Atas