Digital

Penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp 250? Cek faktanya!

Penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp 250? Cek faktanya!


Jakarta (ANTARA/JACX) – Ajakan untuk berhenti menggunakan fitur stiker pada percakapan Whatsapp ramai beredar melalui aplikasi berbagi pesan tersebut. 

Sebuah pesan viral mengatasnamakan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Nyoman. Pesan itu mengabarkan setiap orang yang menerima stiker di Whatsapp akan dikenakan biaya Rp250 per satu stiker.

AKBP Nyoman, seperti disebut dalam pesan viral itu, menilai penggunaan stiker lebih baik dihentikan agar paket data Internet dan uang tidak cepat habis.

Berikut narasi lengkepnya:

“AKBP NYOMAN:

*Mohon berita berikut ini dicermati*

*STOP PEMAKAIAN STICKER Di WHATSAP / WA* Bila tdk Terlalu Penting 

*Aku juga baru tahu !!*

Tahukah teman2 ku di group ini..

Kenapa saya tidak suka menggunakan stiker..?

Setiap stiker atau gambar yang saudaraku kirimkan di WA ini pembayarannya dibebankan kpd yg menerima .

Jika anggota group ini ada 20 org saja maka pembuat stiker sudah mendapat uang 20x 250 rupiah untuk satu stiker.

Jika setiap hari di group ini ada 20 stiker dan gambar maka pembuat stiker mendapat uang perhari dari group ini = 20 x20x 250 = 100.000 rupiah.

Jika dalam 1 bln ,brp kah penghasilan pembuat stiker ???

dan berapakah uang pengguna WA yang mendapat kiriman sticker tersedot masuk ke rekening pembuat sticker tersebut

BACA JUGA :  Tencent Games & KRAFTON menangkan gugatan kecurangan di PUBG Mobile

Saya mengajak semuanya untuk stop pakai stiker agar paket / uang kita tidak cepat habis utk memperkaya orang yang sudah kaya !!

*Selain besaran nilai rupiah-nya juga memenuhi file data HP.*

*STOP PENGGUNAAN STICKER..!!*

•AKBP NYOMAN: ini tolong di sebar ada bagusnya pengiritan dan tidak penting *mulai sekarang jangan kirim2 Stiker ya saudaraku…*

Pantesan kuota Internet cepat habis.”

Namun, benarkah penerima stiker di aplikasi Whatsapp dibebankan biaya Rp250?

 

Hoaks yang menyatakan penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp250 (WhatsApp)


 

Penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp 250? Cek faktanya!
Hoaks yang menyatakan penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp250 (WhatsApp)

Penjelasan:

Dari penelusuran ANTARA, ajakan untuk berhenti menggunakan stiker Whatsapp pernah beredar pada April 2020. Saat itu, narasi yang bergulir mirip dengan pesan viral mengatasnamakan AKBP Nyoman.

Menurut laporan JALA HOAKS pada 20 April 2020, narasi yang menyatakan penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp250 merupakan informasi palsu (hoaks).

Pakar Keamanan Siber Pratama Persadha menjelaskan perbedaan yang terjadi saat mengirim stiker serta teks biasa, hanya terdapat pada besaran kuota data yang digunakan, mengacu JALA HOAKS. 

Untuk teks per karakter diperkirakan satu byte, sedangkan stiker pada umumnya di bawah 50 kilo byte, kata Pratama.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber dan Komunikasi (CISSReC) itu, tidak ada biaya Rp250 yang dikenakan kepada penerima stiker selain perbedaan penggunaan kuota data.

BACA JUGA :  Facebook diminta tegas tangani "doxing"

“Jadi, penggunaan stiker pada WhatsApp dan lainnya hanya dibebankan pada kuota data. Yang besar di aplikasi chat adalah kirim foto, video dan dokumen,” kata Pratama.

Klaim: Penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp 250

Rating: Salah/Disinformasi

 

Penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp 250? Cek faktanya!
Hoaks yang menyatakan penerima stiker di Whatsapp dibebankan biaya Rp 250 (Kominfo)

Baca juga: WhatsApp Anda tak berfungi penuh jika tak setujui kebijakan privasi

Baca juga: WhatsApp akan dilengkapi spanduk penjelasan kebijakan privasi

 

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2021



Sumber

There are a number of companies which offer customized services, but some concentrate on

If a man is a new to the area and does not have much expertise

By way of instance, if you have just two chief

In general, there are two kinds of guides: those that provide advice to the academic authors

The https://www.affordable-papers.net/ next issue to think about when writing an urgent article is to determine a composing style.

while the latter kind of manual is designed for the non-academic authors.

files which you need printed, you might want to consider buying one book and getting another one printed afterwards.

in this area, they may hire one to assist them with all the editing.

bulk orders only.

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × 5 =

Trending

Ke Atas