Hukum

Kepala BNN: Penggunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa Meningkat, Kasus Terbanyak di Sumut

Kepala BNN: Penggunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa Meningkat, Kasus Terbanyak di Sumut


TERDEPAN.id, DENPASAR — Kepala Badan Narkotika Nasional(BNN) Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose menyebutkan tingkat penggunaan narkotika di kalangan mahasiswa di Indonesia mengalami peningkatan sejak 2021. Menurut Golose, mahasiswa di Sumatera Utara menjadi yang paling banyak menggunakan narkotika.


“Hasil prevalensi dari sebelum 2019 itu 1,1 persen. Kemudian sesudah 2021 itu 1,38 persen pelajar dan mahasiswa menggunakan narkotika di Indonesia,” kata Golose saat memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Bali, Kamis (7/9/2023).


Kepala BNN RI itu tidak menyebutkan secara rinci angka perbandingan setiap daerahnya dan juga jenis narkoba yang paling banyak digunakan. Dirinya menyatakan bahwa data tersebut merupakan hasil penelitian BNN RI.


“Dari nilai privalensi tertinggi yang kami hitung itu Sumatera Utara berdasarkan penelitian,” kata dia.


Karena itu, sebagai leading sector pemberantasan narkotika, BNN RI terus menggelorakan program pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika (P4GN) termasuk salah satunya adalah program kampus bersinar (bersih narkotika). Menurutnya, upaya pencegahan dengan pendekatan soft power approach sangat penting dan mendesak mengingat dari 1.212 jenis narkotika yang ada di dunia, 92 jenisnya sudah beredar di Indonesia. Hal itu diperparah lagi dengan munculnya narkoba jenis baru (new psychoactive substances/NPS).

BACA JUGA :  Kemenkumham Tindak Tegas WNA Korsel yang Langgar Izin Tinggal


“Ini menjadi konsen saya. Saya safari ke seluruh ke perguruan tinggi di Indonesia karena rasa kecintaan saya untuk generasi muda karena privalensi, peredaran narkotika cukup tinggi. Kita harus melakukan pendekatan lunak terutama mulai dari mahasiswa dan mahasiswi,” kata Golose.


Karena itu, Golose mengaku tidak kaget ketika dalam sesi diskusi dengan 1.800 mahasiswa baru Undiknas, ada beberapa yang memberi kesaksian pernah terjerumus dalam jual beli narkotika baik sebagai pengguna maupun sebagai pemakai. Golose pun mengapresiasi beberapa mahasiswa yang akhirnya sadar dan berhenti untuk masuk dalam peredaran gelap barang terlarang tersebut.

BACA JUGA :  Soal Dilaporkan ke Polisi, Kubu Prof Denny: Jangan Geser Fokus Isunya! 


“Ini forum akademik, banyak yang katakan pernah terpengaruh narkotika berarti itu jujur. Kita tidak boleh menghukum, menjauhi mereka. Kita harus membina mereka. Bagi kami itu bukan masalah, bukan menjadi musuh. Musuh kita yang perlu kita miskinkan adalah bandar-bandar narkotika yang merusak generasi muda,” katanya.


Golose pun meminta mahasiswa yang telah terpengaruh narkotika menjalankan program rehabilitasi di rumah BNN dan berani untuk menolak tawaran menggunakan narkotika apalagi sebagai kaum terpelajar.


“Anak-anak ini harus kita selamatkan. Kalau kita lihat pengalaman-pengalaman tadi, mereka dipengaruhi. Ini tanggung jawab bersama untuk mengkampanyekan lawan narkotika, melindungi masa depan generasi bangsa,” kata dia.

sumber : Antara





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine − seven =

Trending

Ke Atas