Politik

Nasdem Ungkap Bakal Capres Hasil Rakernas Bisa Berubah

Nasdem Ungkap Bakal Capres Hasil Rakernas Bisa Berubah


Bakal capres hasil Nasdem adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki tiga bakal calon presiden (capres) hasil rapat kerja nasional (Rakernas), yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Namun ia mengungkapkan, ketiga nama tersebut juga berpeluang berubah.


Berubahnya nama bakal capres hasil Rakernas terjadi jika rekan koalisi dari Partai Nasdem tak setuju mengusung salah satu dari tiga nama tersebut. Jika itu terjadi, pihaknya akan kembali menggelar Rakernas untuk menetapkan nama yang akan diusung sesuai dengan kesepakatan dengan partai politik koalisinya.

BACA JUGA :  Yusril Tanggapi Isu Dirinya akan Jadi Menko Polhukam


“Kita tidak boleh juga ego kalau kami sudah memutuskan ini (koalisi),” ujar Ali di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (22/8/2022).


Partai Nasdem, jelas Ali, menyadari bahwa pihaknya tak bisa mengusung capresnya sendiri pada Pilpres 2024. Pasalnya, perolehan suara partainya pada pemilihan umum (Pemilu) 2019 belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.


Kendati demikian, Partai Nasdem masih berpegang pada hasil Rakernas yang menghasilkan nama Anies, Ganjar, dan Andika. Ketiga nama tersebut juga dikomunikasikan dengan partai politik yang berminat untuk berkoalisi.


“Kalau tanya hari ini tiga nama itu yang mengikat partai. Nasdem tidak boleh mencalonkan orang lain, paling tidak sampai hari ini, karena itu keputusan Rakernas,” ujar Ali.

BACA JUGA :  Survei: TNI, Presiden, dan Polri Konsisten Mendapat Kepercayaan Publik


Partai Nasdem disebutnya juga memiliki kemandirian dalam mendiskusikan ihwal koalisi. Termasuk dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat yang disebutnya lebih intensif ketimbang partai politik lainnya.


Namun ia menegaskan, komunikasi bukan tanda berkoalisi. Pertemuan antara elite partai politik tidak selalu menghasilkan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.


“Berdiskusi bukan harus berkoalisi, membangun bangsa ini harus ada kesepahaman bangsa besar ini. Tidak bisa dibawa satu kelompok,” ujar Ali.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × two =

Trending

Ke Atas