Life Style

Rover NASA Tangkap Embusan Angin Berdebu Bertiup Melintasi Gurun Mars

Rover NASA Tangkap Embusan Angin Berdebu Bertiup Melintasi Gurun Mars


Kadang, Mars mengalami peristiwa cuaca berdebu yang ekstrem seperti badai debu.

TERDEPAN.id, JAKARTA — Sebuah kamera di atas penjelajah (rover) Mars Curiosity milik Badan Antariksa Amerika (NASA) baru-baru ini melihat embusan angin berdebu bertiup di atas gurun planet Mars. Kejadian itu ditangkap oleh salah satu Hazard-Avoidance Cameras atau Hazcams.


Dilansir dari Mashable, Ahad (10/4/2022), orang-orang bisa melihat angin berdebu bertiup itu dalam video di akun Twitter rover Curiosity @MarsCuriosity. Gambar menunjukkan rekaman Hazcam, sedangkan bagian bawah menunjukkan perangkat lunak pendeteksi perubahan untuk membantu bagaimana memvisualisasikan bagaimana hembusan angin bergerak.

BACA JUGA :  Kiefer Sutherland-Nicholas Cage Kenang Joel Schumacher

Rover Mars telah menjepret dengan kamera dust devil yang berputar melintasi gurun sebelumnya. Namun, para peneliti NASA menganggap semburan debu terbaru ini adalah hembusan angin.


“Para ilmuwan percaya itu adalah embusan angin daripada dust devil karena tampaknya tidak memiliki ciri khas pusaran, atau puntiran, dari dust devil,” jelas NASA.


Terkadang, Mars mengalami peristiwa cuaca berdebu yang ekstrem dan berumur panjang, seperti badai debu. Badai ini bisa sangat besar, tetapi juga normal.


“Setiap tahun ada beberapa badai debu cukup besar yang muncul di Mars dan menutupi area seukuran benua serta berlangsung selama berminggu-minggu,” kata Michael Smith, seorang ilmuwan planet di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.

BACA JUGA :  Tesla Model S Plaid Mampu Baca Pikiran pengendaranya?


Sekitar setiap lima tahun atau lebih badai debu yang benar-benar mengerikan dapat mencakup sebagian besar planet ini. Di Mars yang berdebu ini, rover Curiosity terus mendaki secara bertahap wilayah yang disebut Gunung Sharp, yang merupakan puncak di dalam kawah Gale Mars. Robot NASA berusaha menentukan apakah planet ini bisa cukup layak huni bagi mikroba kecil untuk berkembang, mungkin di tanah lembab di dasar danau atau sungai.





Sumber
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10 − six =

Trending

Ke Atas